Jakarta - Pelemahan rupiah ternyata tidak berpengaruh terhadap orang-orang kaya Indonesia untuk tetap mencari peluang investasi yang menggiurkan. Bahkan, di tengah anjloknya nilai tukar rupiah, investor Indonesia justru mengoleksi dolar dan berburu properti di luar negeri.
"Sekarang gara-gara rupiah melemah orang-orang Indonesia malah pegang dolar dan pegang properti di luar, secara teori properti lokal turun harganya, mereka cari yang di luar," ujar Crown Indonesia Country Director of Sales and Marketing, Michael Ginarto saat Konferensi Pers di Hong Kong Cafe, Sarinah, Jakarta, Kamis (5/9/2013). Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label mahal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mahal. Tampilkan semua postingan
Minggu, 08 September 2013
Rabu, 31 Oktober 2012
Keunggulan Nexus 7 Versus iPad Mini
Kehadiran iPad mini mungkin menjadi berita utama, tapi gadget itu sebenarnya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Nexus 7. Berikut alasan mengapa Nexus 7 mengalahkan iPad mini dengan mudah.
Yang pertama (dan yang paling jelas), produk Apple lebih mahal. Model dasar Nexus 7 dijual dengan harga $129 (setara Rp1,25 juta) — lebih murah daripada iPad Mini versi dasar. Bagi kebanyakan orang, perbedaan tersebut signifikan. Uang tersebut bisa dipakai membeli sebuah hard disk SSD 128GB yang mampu mempercepat kerja komputer Anda, sebuah monitor 21 inci 1080p atau smartphone yang fantastis seperti Droid RAZR M seharga $99 (Rp954,43 ribu).
Lanjut ...
Minggu, 22 Juli 2012
Fenomena Kutu Loncat: Semakin PRAGMATIS!
Mending Kampanye Begini |
"Kalau terjadi kutu loncat ya karena calon anggota DPR itu sekarang pragmatis akan modal politik dan jabataan 2014 nanti. Padahal bagi Partai Nasdem, tidak ada makan siang gratis. Setelah jadi anggota DPR nanti pastinya uang itu wajib kembali dalam bentuk, konsesi kebijakan, dalam bentuk korupsi anggaran dan sebagainya," ujar peniliti Divisi Korupsi dan Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Apung Widadi, kepada detikcom, Minggu (22/7/2012).
Apung mengatakan dampak buruk dari fenomena kader 'kutu loncat' adalah pertama pertarungan poltik semakin mahal dan politik hanya jadi sarana perebutan kekuasaan belaka. Kedua, dampak kebijakan kedepan setelah jadi, pastinya akan berorientasi pada pemberi modal awal.
"Artinya akan mudah disetir oleh pemodal," imbuhnya.
Dampak selanjutnya menurut Apung pengkaderan politik parpol dinilai berdasarkan popularitas belaka. Sehingga tidak mendidik caleg untuk bekerja politik di dapilnya.
"Tapi yang paling penting korupsi kebijakannya itu yang akan banyak menyimpang. Misalnya penyimpangan slot pasal 6 APBN untuk Lapindo itu contohnya. Nah yang gitu-gitu akan banyak, berkorelasi dengan lahan atau kepentingan bisnis si pemodal," ungkapnya.
Terkait pendanaan parpol, ICW, lanjut Apung akan mengirim surat kepada Partai Nasdem untuk meminta keterbukaan laporan keuangannya.
"Itu perlu, makanya kita berencana uji informasi pakai UU KIP itu ke Nasdem. Kedua, sebenarnya, untuk verifikasi parpol oleh KPU harus ada syarat parpol harus menyerahkan laporan keuangan secara rinci, mulai dari sumbangan perseorangan, badan hukum, maupun dari internal partai," tutupnya.
Partai Nasdem menyatakan berhasil menggaet 37 anggota DPR dari berbagai parpol untuk berlaga di Pemilu 2014. Partai Nasdem mengiming-iming modal caleg Rp 5-10 miliar.
Label:
2014,
Apung Widadi,
disetir,
fenomena,
gratis,
ICW,
kekuasaan,
kembali,
korupsi,
kutu loncat,
mahal,
makan,
Nasdem,
pemilu,
penyimpangan,
pragmatis,
pupularitas,
siang
Langganan:
Postingan (Atom)