Jakarta - Nama Ahmad Fathanah sebelumnya hampir-hampir tidak pernah terdengar gaungnya. Namun begitu terciduk KPK, pria yang memberi julukan dirinya ini dengan sebutan ustad kecil, ternyata langsung membawa malapetaka besar bagi PKS.
Mengapa PKS? Sehari setelah penangkapan Fathanah, KPK langsung menangkap Luthfi Hasan Ishaaq yang saat itu masih menjabat Presiden PKS. Usai ditangkap, Luthfi pun langsung diboyong ke C1, sebutan gedung KPK, untuk diperiksa secara maraton. Keduanya dijerat kasus dugaan suap impor daging sapi di Kementan.
Nah, dari sinilah awal prahara PKS muncul. Sejumlah nama elite PKS mulai disebut. Mulai dari Hilmi Aminuddin dan anaknya Ridwan Hakim, Anis Matta, Hidayat Nurwahid bahkan hingga Mentan Suswono.
Awalnya mereka membantah kenal Fathanah. Namun melalui bukti yang ditunjukan, KPK membalikan semuanya.
Dalam fakta persidangan, Fathanah ternyata bukan orang baru di PKS. Sosoknya sudah sering bersliweran di markas partai ini. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Hilmi Aminuddin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hilmi Aminuddin. Tampilkan semua postingan
Senin, 04 November 2013
Ustad Kecil Pembawa Prahara PKS, Akhirnya?
Label:
Ahmad Fathanah,
Anis Matta,
C1,
Diperiksa,
Hidayat Nurwahid,
Hilmi Aminuddin,
Kementan,
KPK,
Luthfi Hasan Ishaaq,
malapetaka,
maraton,
Pembawa,
PKS,
Prahara,
Ridwan Hakim,
suap impor daging sapi,
Suswono,
Ustad Kecil
Senin, 02 September 2013
Bisnis Sengman Malang Melintang di Palembang
Jakarta - Sengman Tjahja, yang disebut Ridwan Hakim--putra petinggi Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin, adalah pengusaha kawakan. Bisnisnya dimulai dari Palembang.
Di kota itu, Sengman dikenal sebagai pengusaha properti. Situs berita www.tempointeraktif.com pada Juni 2005 pernah memberitakan kakek tiga cucu ini. Ketika itu Sengman menjadi Direktur Utama PT Bayu Jaya Lestari Sukses, pengembang kompleks terpadu Mal Palembang Square. Pembangunan properti ini merupakan bagian dari persiapan Sumatera Selatan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional, September 2004.
Sengman juga disebut-sebut berhasil mendapatkan lahan seluas sekitar 4 hektare dari hasil ruislag, yang semula milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, di dekat Jembatan Ampera Palembang. Di lahan itu kemudian dibangun Palembang Square. Di kompleks bisnis itu juga ada Hotel Aston. Belakangan, kompleks bisnis itu dibeli oleh Lippo Group, dan nama Hotel Aston menjadi Hotel Aryaduta. Selanjutnya *
Sengman juga disebut-sebut berhasil mendapatkan lahan seluas sekitar 4 hektare dari hasil ruislag, yang semula milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, di dekat Jembatan Ampera Palembang. Di lahan itu kemudian dibangun Palembang Square. Di kompleks bisnis itu juga ada Hotel Aston. Belakangan, kompleks bisnis itu dibeli oleh Lippo Group, dan nama Hotel Aston menjadi Hotel Aryaduta. Selanjutnya *
Kuota Impor Sapi, Serba Misterius: Sengman Tyahja, Bunda Putri, ...
Saat ditanya apakah dia mengenal orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga seorang pengusaha bernama Sengman Tjahja? Dipo pun berkelakar, Sengman yang ia kenal adalah seorang tukang seng. "Yang saya tahu (Sengman) tukang seng," tukasnya.
Kasus pengurusan kuota impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Kementerian Pertanian (Kementan) dengan tersangka Ahmad Fathanah, dan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, diduga mulai menyenggol Istana.
Bahkan, Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, turut menyebut Sengman yang diduga utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat bersaksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sosok lain yang muncul di sidang adalah perempuan misterius bernama Bunda Putri. Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menyebutkan, Bunda Putri punya peran penting. Saat diperdengarkan dipersidangan, tersingkap rekaman pembicaraan antara Luthfi Hasan dan Ridwan Hakim ini, turut muncul nama Dipo dan Mas Boed. Sumber *
Kasus pengurusan kuota impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Kementerian Pertanian (Kementan) dengan tersangka Ahmad Fathanah, dan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, diduga mulai menyenggol Istana.
Bahkan, Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, turut menyebut Sengman yang diduga utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat bersaksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sosok lain yang muncul di sidang adalah perempuan misterius bernama Bunda Putri. Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menyebutkan, Bunda Putri punya peran penting. Saat diperdengarkan dipersidangan, tersingkap rekaman pembicaraan antara Luthfi Hasan dan Ridwan Hakim ini, turut muncul nama Dipo dan Mas Boed. Sumber *
Label:
Ahmad Fathanah,
Bunda Putri,
DIpo Alam,
Hilmi Aminuddin,
Kementan,
Kuota Impor Sapi,
Luthfi Hasan Ishaaq,
Mas Boed,
Misterius,
PKS,
Ridwan Hakim,
SBY,
Sengman Tyahja,
serba,
Tipikor,
TPPU
Kamis, 29 Agustus 2013
Hakim Tanpa Palu, Putra Bos PKS yang Pucat saat Jadi Saksi
JAKARTA - Saksi Ridwan Hakim, putra dari Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, memenuhi pemanggilan sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (29/8/2013) siang.
Sebelum memberikan kesaksiaannya, Ridwan terlihat tegang dan menundukan kepalanya. Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango kemudian berusaha menenangkan Ridwan.
"Nama anda Ridwan Hakim? Anda duluan yang jadi hakim ketimbang saya ya," kata Nawawi bercanda.
"Iya yang mulia, bedanya saya tidak punya palu," jawab Ridwan, diikuti sorakan pengunjung sidang.
Hakim Nawawi mempertegas bahwa hal itu dilakukan semata-mata untuk menenangkan saksi Ridwan yang duduk dibangku saksi. Sebab, menurut hakim, Ridwan yang mengenakan kemeja berwarna biru nampak pucat. "Walaupun anda senyum, tapi muka anda terlihat pucat," kata Nawawi.
Diketahui, Ridwan Hakim diduga pernah menggelar pertemuan dengan Ahmad Fathanah, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dan Elda Devianne Adiningrat, di Kuala Lumpur, Malaysia, guna membahas permohonan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama.
Pertemuan itu terjadi 20 Januari 2013. Pertemuan itu digelar menyusul ditolaknya permohonan PT Indoguna oleh Kementerian Pertanian. Sumber *
Sebelum memberikan kesaksiaannya, Ridwan terlihat tegang dan menundukan kepalanya. Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango kemudian berusaha menenangkan Ridwan.
"Nama anda Ridwan Hakim? Anda duluan yang jadi hakim ketimbang saya ya," kata Nawawi bercanda.
"Iya yang mulia, bedanya saya tidak punya palu," jawab Ridwan, diikuti sorakan pengunjung sidang.
Hakim Nawawi mempertegas bahwa hal itu dilakukan semata-mata untuk menenangkan saksi Ridwan yang duduk dibangku saksi. Sebab, menurut hakim, Ridwan yang mengenakan kemeja berwarna biru nampak pucat. "Walaupun anda senyum, tapi muka anda terlihat pucat," kata Nawawi.
Diketahui, Ridwan Hakim diduga pernah menggelar pertemuan dengan Ahmad Fathanah, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dan Elda Devianne Adiningrat, di Kuala Lumpur, Malaysia, guna membahas permohonan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama.
Pertemuan itu terjadi 20 Januari 2013. Pertemuan itu digelar menyusul ditolaknya permohonan PT Indoguna oleh Kementerian Pertanian. Sumber *
Rabu, 05 Juni 2013
Ketua Majelis Syuro Temui SBY Setuju Harga BBM Naik
Tribunnews.com, Jakarta - Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menegaskan jika Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin telah bertemu dengan Presiden SBY membahas soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Saya sudah bicara dengan Ketua Majelis Syuro PKS, Ustad Hilmi ,yang sudah menyatakan persetujuan beliau tentang kebijakan yang akan diambil Pak SBY (menaikkan harga BBM)," kata Tifatul di gedung DPR Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Menurut dia pertemuan Hilmi dengan SBY dilakukan sebelum rapat Setgab semalam di kediaman Wapres Boediono. Rapat semalam perwakilan PKS tidak hadir.
"Jadi di luar pertemuan itu sudah ada pertemuan antara Ustad Hilmi dengan Presiden SBY. Saya pikir ini masalah sosialisasi saja. Kalau masalah ada wacana dan sebagainya nanti akan diputuskan di Rapat Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai (DPTP) yang akan memutuskan nanti dengan diperluas bersama Fraksi PKS di DPR supaya nanti satu sikap," kata Tifatul.
"Saya sudah bicara dengan Ketua Majelis Syuro PKS, Ustad Hilmi ,yang sudah menyatakan persetujuan beliau tentang kebijakan yang akan diambil Pak SBY (menaikkan harga BBM)," kata Tifatul di gedung DPR Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Menurut dia pertemuan Hilmi dengan SBY dilakukan sebelum rapat Setgab semalam di kediaman Wapres Boediono. Rapat semalam perwakilan PKS tidak hadir.
"Jadi di luar pertemuan itu sudah ada pertemuan antara Ustad Hilmi dengan Presiden SBY. Saya pikir ini masalah sosialisasi saja. Kalau masalah ada wacana dan sebagainya nanti akan diputuskan di Rapat Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai (DPTP) yang akan memutuskan nanti dengan diperluas bersama Fraksi PKS di DPR supaya nanti satu sikap," kata Tifatul.
Label:
BBM,
bersubsidi,
Boediono,
DPTP,
Fraksi PKS,
harga,
Hilmi Aminuddin,
Ketua,
Majelis Syuro,
naik,
PKS,
SBY,
Setuju,
sosialisasi,
Temui,
Tifatul Sembiring
Kamis, 31 Januari 2013
Luthfi Hasan Mundur dari Jabatan Presiden PKS
Luthfi Hasan Ishaaq mundur dari jabatan Presiden PKS. Luthi akan fokus untuk menjalani proses hukum. Dia sudah menyampaikannya ke Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin.
"Saya menyampaikan ini terutama kepada ketua majelis syuro, saya mengajukan pengunduran diri saya kepada ketua majelis syuro untuk kemudian silakan diproses," jelas Luthfi di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (31/1/2013). Luthhfi akan ditahan di Rutan Guntur.
Dia pun menyampaikan pesannya kepada kader dan keluarga besar PKS. Dirinya tengah menghadapi persoalan hukum hingga nanti dibuktikan di pengadilan.
"Di satu sisi organisasi PKS harus tetap berjalan, sebab amanat di munas PKS, PKS harus masuk 3 besar di 2014," terangnya.
Luthfi yakin tanpa kehadiran dirinya, PKS tetap akan bisa berjalan. "Insya Allah tanpa saya, PKS bisa berjalan," tegasnya.
"Saya menyampaikan ini terutama kepada ketua majelis syuro, saya mengajukan pengunduran diri saya kepada ketua majelis syuro untuk kemudian silakan diproses," jelas Luthfi di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (31/1/2013). Luthhfi akan ditahan di Rutan Guntur.
Dia pun menyampaikan pesannya kepada kader dan keluarga besar PKS. Dirinya tengah menghadapi persoalan hukum hingga nanti dibuktikan di pengadilan.
"Di satu sisi organisasi PKS harus tetap berjalan, sebab amanat di munas PKS, PKS harus masuk 3 besar di 2014," terangnya.
Luthfi yakin tanpa kehadiran dirinya, PKS tetap akan bisa berjalan. "Insya Allah tanpa saya, PKS bisa berjalan," tegasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)