Mantan Presiden RI periode 1998-1999, BJ Habibie mengatakan dirinya memang kader Partai Golkar. Namun, sudah sekian lama ia lebih memilih berpihak pada kepentingan bangsa dan negara.
"Saya nggak bisa memungkiri kalau saya merupakan kader Golkar, tapi sudah pensiun. Maafkan saya sudah memihak, saya ini kader Golkar yang memihak pada kepentingan bangsa," ujar Habibie saat berpidato dengan judul 'Urgensi Pemilu 2014 bagi Golkar Untuk Pembangunan Bangsa' di DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (25/1/2014).
Mantan Menristek itu pun mengatakan, tidak lagi memihak Golkar karena dia kini memihak kepentingan bangsa dan negara.
Tampilkan postingan dengan label Pemilu 2014. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemilu 2014. Tampilkan semua postingan
Minggu, 26 Januari 2014
Jumat, 24 Januari 2014
Yusril: "Mengapa tidak mencurigai Akil Mochtar ..."
"Banyak orang mencurigai saya mengapa baru sekarang ajukan uji UU Pilpres dengan sejuta purbasangka. Seolah karena kini Hamdan yang jadi Ketua MK, maka Hamdan akan bantu saya" kata Yusril Ihza Mahendra
"Mengapa tidak mencurigai Akil Mochtar (mantan ketua MK) sebagai eks Golkar yang menahan-nahan pembacaan putusan permohonan Efendi Ghazali hampir setahun lamanya? Mengapa putusan itu baru dibaca sekarang ketika Pemilu 2014 sudah dekat? Atas dasar itu dinyatakanlah putusan baru berlaku untuk Pemilu 2019" sebut calon presiden dari Partai Bulan Bintang itu.
"Mengapa tidak mencurigai Akil Mochtar (mantan ketua MK) sebagai eks Golkar yang menahan-nahan pembacaan putusan permohonan Efendi Ghazali hampir setahun lamanya? Mengapa putusan itu baru dibaca sekarang ketika Pemilu 2014 sudah dekat? Atas dasar itu dinyatakanlah putusan baru berlaku untuk Pemilu 2019" sebut calon presiden dari Partai Bulan Bintang itu.
Sabtu, 31 Agustus 2013
Demokrasi Dibajak Kaum Pemodal
JAKARTA-- Pesta demokrasi rakyat Indonesia tinggal menunggu bulan. Diprediksi bahwa Pemilu 2014 mendatang biaya politik akan semakin tinggi sehingga dikhawatirkan pemodal akan membajak demokrasi yang diperjuangkan sejak era reformasi.
Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung Wibowo dalam diskusi 'Jejak Nasionalisme, Demokrasi dan Masa Depan Keadilan' di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Gerakan Keadilan (DPP PGK) mengungkapkan bahwa Pemilu 2014 akan lebih parah daripada Pemilu 2009 karena biaya politiknya akan semakin besar.
"Bila ada yang mengatakan bahwa saya untuk Pemilu habis Rp 200 juta, itu bohong," Kata Pramono di Jalan Tebet Timur Dalam Raya, Jakarta, Sabtu (31/8/2013) Selanjutnya *
Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung Wibowo dalam diskusi 'Jejak Nasionalisme, Demokrasi dan Masa Depan Keadilan' di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Gerakan Keadilan (DPP PGK) mengungkapkan bahwa Pemilu 2014 akan lebih parah daripada Pemilu 2009 karena biaya politiknya akan semakin besar.
"Bila ada yang mengatakan bahwa saya untuk Pemilu habis Rp 200 juta, itu bohong," Kata Pramono di Jalan Tebet Timur Dalam Raya, Jakarta, Sabtu (31/8/2013) Selanjutnya *
Label:
demokrasi,
Dibajak,
DPP PGK,
Jejak Nasionalisme Demokrasi dan Masa Depan Keadilan,
Kaum,
Pemilu 2014,
Pemodal,
Pramono Anung Wibowo,
Rp 200 juta
Kamis, 06 Juni 2013
Pergantian Kapolri Dipercepat Bukan karena Timur Pradopo Mengecewakan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memercepat pergantian Kapolri, pada Agustus mendatang.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo baru memasuki masa pensiun pada Januari 2014. Namun, Presiden SBY memercepat pergantian Kapolri menjadi tahun ini.
SBY menginginkan Kapolri baru segera dipilih, agar Kapolri terpilih nanti bisa segera menyiapkan pengamanan jelang Pemilu 2014.
Menurut Julian, keputusan ini memiliki pertimbangan demi kelancaran tugas, sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara.
"Kita tahu bahwa salah satu tugas kepolisian sebagai salah satu fungsi pemerintahan dan tentu sebagai alat negara, adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, di samping tentu menegakkan hukum, perlidungan, dan pengayoman pelayanan masyarakat," ujar Julian kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Label:
Agustus,
Bukan,
Dipercepat,
Julian A Pasha,
Kapolri,
keamanan,
ketertiban,
Mengecewakan,
Pemilu 2014,
pengamanan,
Pergantian,
SBY,
Timur Pradopo,
UU Nomor 2 Th 2002
Selasa, 28 Mei 2013
Mega Isyaratkan Tak Nyapres, Ini Tanggapan Jokowi
Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan menginginkan regenerasi capres. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (51) yang muncul sebagai capres paling potensial pun angkat bicara terkait isyarat Mega tak nyapres di 2014 tersebut.
"Nggak tahu saya, itu urusan Ketua Umum dan DPP. Nggak tahu, saya nggak mikir," kata Jokowi sembari tersenyum.
Hal ini disampaikan Jokowi di sela-sela makan siang di RM Dapur Sunda di Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Jokowi mengaku belum tertarik memikirkan Pilpres 2014. Meskipun survei menempatkannya sebagai capres paling potensial.
"Tidak mikir, dari dulu memang nomor satu," kilahnya.
Ada fenomena politik menarik di PDIP. Pada beberapa pilkada, mereka mengedepankan tokoh-tokoh muda. Fenomena ini bisa berlanjut di Pilpres 2014. PDIP juga membuka peluang pencapresan Jokowi.
"Ibu Mega berkeinginan ada kaderisasi dan regenerasi. Jika ada tokoh muda potensial kenapa tidak, pastinya akan menjadi salah satu pertimbangan," kata Ketua DPP PDIP Puan Maharani (39) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Keinginan Megawati untuk melakukan kaderisasi di PDIP kian menguat. Selain memajukan tokoh muda di Pilkada, PDIP juga memajukan banyak caleg muda untuk Pemilu 2014.
"Hampir sebagian besar caleg yang kita ajukan tokoh muda," ujarnya
"Nggak tahu saya, itu urusan Ketua Umum dan DPP. Nggak tahu, saya nggak mikir," kata Jokowi sembari tersenyum.
Hal ini disampaikan Jokowi di sela-sela makan siang di RM Dapur Sunda di Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Jokowi mengaku belum tertarik memikirkan Pilpres 2014. Meskipun survei menempatkannya sebagai capres paling potensial.
"Tidak mikir, dari dulu memang nomor satu," kilahnya.
Ada fenomena politik menarik di PDIP. Pada beberapa pilkada, mereka mengedepankan tokoh-tokoh muda. Fenomena ini bisa berlanjut di Pilpres 2014. PDIP juga membuka peluang pencapresan Jokowi.
"Ibu Mega berkeinginan ada kaderisasi dan regenerasi. Jika ada tokoh muda potensial kenapa tidak, pastinya akan menjadi salah satu pertimbangan," kata Ketua DPP PDIP Puan Maharani (39) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Keinginan Megawati untuk melakukan kaderisasi di PDIP kian menguat. Selain memajukan tokoh muda di Pilkada, PDIP juga memajukan banyak caleg muda untuk Pemilu 2014.
"Hampir sebagian besar caleg yang kita ajukan tokoh muda," ujarnya
Langganan:
Postingan (Atom)