Tampilkan postingan dengan label Densus 88. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Densus 88. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 April 2013

Sutiyoso: TNI Pengangguran Kelas Tinggi

Maraknya aksi kekerasan yang terjadi antara TNI dan Polri merupakan warisan persoalan pemisahan wewenang TNI-Polri yang belum diselesaikan. Pengalihan sebagian peran TNI kepada Polri disinyalir kuat menjadi penyebab hal tersebut.

Hal itu dikatakan mantan Wakil Komandan Jenderal Kopassus Sutiyoso, dalam sebuah acara diskusi bertajuk Kecolongan Aksi Cebongan di Jakarta, Sabtu (6/4/2013) siang.

"Setelah dipisahkan, fungsi TNI hanya sebagai alat pertahanan negara. Ini berfungsi jika negara diserang oleh negara lain. Kalau seperti saat ini, negara tidak diserang, maka TNI jadi pengangguran kelas tinggi," kata Sutiyoso.

Dirinya mengatakan, sejumlah fungsi keamanan negara yang sebenarnya dapat ditangani TNI diambil alih oleh Polri. Hal ini, di antaranya, penanggulangan kasus terorisme hingga narkoba. Hal itulah yang akhirnya justru menjadi beban psikologis yang harus dialami TNI sebagai instansi yang berwenang sebagai alat pertahanan negara.

"Di Kopassus kita punya Den 81. Itu adalah unit elit TNI yang digunakan untuk menanggulangi persoalan terorisme. Namun yang terjadi sekarang, yang menangani persoalan teroris adalah Densus 88," ujarnya.

Menurutnya, saat ini hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu perlu membenahi peraturan yang mengatur tugas dan wewenang TNI di masyarakat. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan di tubuh TNI. Dengan demikian, tidak ada lagi kesenjangan di tubuh aparat. Sutiyoso mengatakan, kesenjangan kesejahteraan memicu terjadinya tindakan radikal di antara dua instansi bela negara seperti yang terjadi di OKU maupun Lapas Cebongan.

"Intinya porsinya perlu diatur. Polisi cukup tangani persoalan tertentu dan tidak perlu semuanya," ujarnya.

Senin, 03 September 2012

Keganjilan Teror Solo Menurut IPW

Densus 88 berhasil menangkap tiga terduga teroris yang melakukan serangkaian teror di Solo. Dua terduga teroris tewas dalam baku tembak dengan personel Densus 88, Jumat (31/8/2012) malam

Tapi Indonesia Police Watch (IPW) mencium adanya kejanggalan dalam penyergapan yang dilakukan hari Jumat (31/8) lalu. Pertama, pistol yang disita dari terduga teroris adalah Bareta dengan tulisan Property Philipines National Police.

Padahal sebelumnya Kapolresta Solo Kombes Asdjima’in menyebutkan, senjata yang digunakan menembak polisi di pospam Lebaran jenis FN kaliber 99 mm.

“Pertanyaannya, apakah orang yang ditembak polisi itu benar-benar orang yang menembak polisi di Pospam Lebaran atau ada pihak lain sebagai pelakunya?” tutur Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangannya, Minggu (2/9/2012).

Keganjilan kedua terkait tertembaknya anggota Densus 88, Bripda Suherman. Tembakan yang membuat Suherman ikut tewas menunjukkan ketidakberesan standar operasi prosedur anggota Densus ketika bertugas.

“Pertanyaannya, apakah benar pada malam 31 Agustus itu ada operasi Densus, jika ada kenapa anggota Densus bisa teledor, bertugas tidak sesuai SOP?” kata Neta.

Keganjilan ketiga, beberapa jam setelah penyergapan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kapolri segera meninjau lokasi kejadian.

“Padahal dalam peristiwa-peristiwa sebelumnya, hal itu tidak pernah terjadi. Bahkan saat tiga kali penyerangan terhadap Pospam Lebaran SBY tidak bersikap seperti itu. Pertanyaannya, apakah SBY ingin membangun citra dan menarik simpati publik dari peristiwa Solo yang sempat memojokkan Jokowi ini?” tutur Neta.

Dalam penyergapan hari Jumat (31/8), Densus berhasil mengamakan satu terduga teroris dalam kondisi hidup di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar.

Sementara dua terduga teroris berinisial F, 19 tahun) dan M, 19 tahun) tewas dalam baku tembak dengan personel Densus 88. Jasad keduanya kini berada di RS Sukanto Polri, Jakarta Timur.

Baku Tembak Jalan Veteran di Solo, Tiga Orang Tewas





Baku tembak yang terjadi di Solo mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Dua Orang di antaranya adalah dari kelompok yang diduga memiliki keterkaitan dengan pelaku penembakan anggota kepolisian di Solo dua hari lalu. Sedangkan satu korban tewas lainnya adalah anggota kepolisian dari tim Densus 88 meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit akibat luka tembak di perut.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//