Berikut selengkapnya hasil quick count Pilgub Jatim yang dilakukan sejumlah lembaga survei:
Quick count Lingkaran Survei Indonesia (data 98%):
1. Soekarwo-Saifullah Yusuf: 47,97%
2. Eggi Sudjana-Muhammad Sihat: 2,37%
3. Bambang DH-Said Abdullah: 11,92%
4. Khofifah Indar Parawansan-Herman S: 37,74%
Quick count RCTI-IRC (data 100%):
1. Soekarwo-Saifullah Yusuf: 47,36%
2. Eggi Sudjana-Muhammad Sihat: 2,44%
3. Bambang DH-Said Abdullah: 12,92%
4. Khofifah Indar Parawansan-Herman S: 37,28%
Selengkapnya *
Kamis, 29 Agustus 2013
Naiknya Popularitas Jokowi Bukti Perubahan Paradigma Pemilih Indonesia
JAKARTA - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam survei Kompas yang mencapai angka 32,5 persen, menunjukkan kecenderungan perilaku pemilih yang meninggalkan sikap konservatisme politik
"Angka ini meningkat dua kali lipat dari survei di 2012, dan ini dipertegas dengan survei serupa oleh Forum Akademisi IT," ujar Direktur Seven Strategic Studies Mulyana W Kusumah. Mulyana, dalam diskusi 'Membaca Kehendak Rakyat di Kawasan SCBD Jakarta', Selasa (27/8/2013).
Naiknya elektabilitas Jokowi, menurut Mulyana, mengubah paradigma ketokohan berdasarkan pencitraan semu penuh rekayasa, yang kebijakannya justru tidak pro rakyat. Selanjutnya *
"Angka ini meningkat dua kali lipat dari survei di 2012, dan ini dipertegas dengan survei serupa oleh Forum Akademisi IT," ujar Direktur Seven Strategic Studies Mulyana W Kusumah. Mulyana, dalam diskusi 'Membaca Kehendak Rakyat di Kawasan SCBD Jakarta', Selasa (27/8/2013).
Naiknya elektabilitas Jokowi, menurut Mulyana, mengubah paradigma ketokohan berdasarkan pencitraan semu penuh rekayasa, yang kebijakannya justru tidak pro rakyat. Selanjutnya *
Label:
32.5 persen,
bukti,
Forum Akademisi IT,
Indonesia,
Joko Widodo,
Jokowi,
konservatisme,
Mulyana W Kusumah,
naik,
Paradigma,
Pemilih,
perubahan,
popularitas,
survei Kompas
Hakim Tanpa Palu, Putra Bos PKS yang Pucat saat Jadi Saksi
JAKARTA - Saksi Ridwan Hakim, putra dari Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, memenuhi pemanggilan sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (29/8/2013) siang.
Sebelum memberikan kesaksiaannya, Ridwan terlihat tegang dan menundukan kepalanya. Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango kemudian berusaha menenangkan Ridwan.
"Nama anda Ridwan Hakim? Anda duluan yang jadi hakim ketimbang saya ya," kata Nawawi bercanda.
"Iya yang mulia, bedanya saya tidak punya palu," jawab Ridwan, diikuti sorakan pengunjung sidang.
Hakim Nawawi mempertegas bahwa hal itu dilakukan semata-mata untuk menenangkan saksi Ridwan yang duduk dibangku saksi. Sebab, menurut hakim, Ridwan yang mengenakan kemeja berwarna biru nampak pucat. "Walaupun anda senyum, tapi muka anda terlihat pucat," kata Nawawi.
Diketahui, Ridwan Hakim diduga pernah menggelar pertemuan dengan Ahmad Fathanah, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dan Elda Devianne Adiningrat, di Kuala Lumpur, Malaysia, guna membahas permohonan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama.
Pertemuan itu terjadi 20 Januari 2013. Pertemuan itu digelar menyusul ditolaknya permohonan PT Indoguna oleh Kementerian Pertanian. Sumber *
Sebelum memberikan kesaksiaannya, Ridwan terlihat tegang dan menundukan kepalanya. Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango kemudian berusaha menenangkan Ridwan.
"Nama anda Ridwan Hakim? Anda duluan yang jadi hakim ketimbang saya ya," kata Nawawi bercanda.
"Iya yang mulia, bedanya saya tidak punya palu," jawab Ridwan, diikuti sorakan pengunjung sidang.
Hakim Nawawi mempertegas bahwa hal itu dilakukan semata-mata untuk menenangkan saksi Ridwan yang duduk dibangku saksi. Sebab, menurut hakim, Ridwan yang mengenakan kemeja berwarna biru nampak pucat. "Walaupun anda senyum, tapi muka anda terlihat pucat," kata Nawawi.
Diketahui, Ridwan Hakim diduga pernah menggelar pertemuan dengan Ahmad Fathanah, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dan Elda Devianne Adiningrat, di Kuala Lumpur, Malaysia, guna membahas permohonan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama.
Pertemuan itu terjadi 20 Januari 2013. Pertemuan itu digelar menyusul ditolaknya permohonan PT Indoguna oleh Kementerian Pertanian. Sumber *
Rabu, 28 Agustus 2013
Lolos Verifikasi, Daihatsu dan Toyota Mulai Jual Mobil Murah September
Jakarta - Petunjuk teknis (Juknis) aturan mobil murah ramah lingkungan (Low Cost and Green Car/LCGC) telah selesai. Sementara ini, produsen mobil yang lolos verifikasi pemerintah adalah Daihatsu dan Toyota, selanjutnya mereka mulai menjual mobil murahnya September nanti.
Demikian dikatakan oleh Menteri Perindustrian, MS Hidayat saat ditemui selepas Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR MPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
"Sudah selesai Juknisnya yang sudah maju Daihatsu, kalau nggak salah September sudah mulai jualan," kata Hidayat.
Namun, sayangnya, Hidayat tidak menyebutkan secara rinci, berapa unit dan harga mobil yang akan dijual perusahaan dari Jepang tersebut.
Selain Daihatsu, perusahaan lain yang sudah lolos verifikasi ialah Toyota, yang juga siap untuk memproduksi dan menjual mobil murah. Dikatakan Hidayat, perusahaan lain yakni Honda diperkirakan pada bulan Desember 2013 akan memproduksi mobil jenis tersebut.
"Jadi baru 2 Daihatsu dan Toyota, nanti Honda katanya Desember. Yang penting buat saya TKDN-nya (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), mesti bener, dan industri komponennya juga," kata Hidayat. Sumber *
Demikian dikatakan oleh Menteri Perindustrian, MS Hidayat saat ditemui selepas Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR MPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
"Sudah selesai Juknisnya yang sudah maju Daihatsu, kalau nggak salah September sudah mulai jualan," kata Hidayat.
Namun, sayangnya, Hidayat tidak menyebutkan secara rinci, berapa unit dan harga mobil yang akan dijual perusahaan dari Jepang tersebut.
Selain Daihatsu, perusahaan lain yang sudah lolos verifikasi ialah Toyota, yang juga siap untuk memproduksi dan menjual mobil murah. Dikatakan Hidayat, perusahaan lain yakni Honda diperkirakan pada bulan Desember 2013 akan memproduksi mobil jenis tersebut.
"Jadi baru 2 Daihatsu dan Toyota, nanti Honda katanya Desember. Yang penting buat saya TKDN-nya (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), mesti bener, dan industri komponennya juga," kata Hidayat. Sumber *
Akankah Krisis Ekonomi 2008 Terulang? Ini Tanggapan Kepala Bappenas
Jakarta - Belum ada tanda-tanda perbaikan di perekonomian global sehingga memberikan dampak buruk kepada Indonesia. Pemerintah memang telah mengeluarkan paket kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alishjabana mengatakan pemerintah sama sekali tidak mengharapkan kejadian krisis tersebut terulang. Untuk itu beberapa langkah antisipasi berupa kebijakan telah dikeluarkan.
"Tentu ya kita tidak mengharapkan dong, tapi prinsipnya sisi pemerintah kita jaga betul dan antisipasi," ungkap Armida kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senayan, Rabu (28/8/2013) Selanjutnya *
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alishjabana mengatakan pemerintah sama sekali tidak mengharapkan kejadian krisis tersebut terulang. Untuk itu beberapa langkah antisipasi berupa kebijakan telah dikeluarkan.
"Tentu ya kita tidak mengharapkan dong, tapi prinsipnya sisi pemerintah kita jaga betul dan antisipasi," ungkap Armida kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senayan, Rabu (28/8/2013) Selanjutnya *
Orang Kaya RI Simpan Rp 1.500 Triliun di Singapura, Ini Tanggapan BI
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengakui dana triliunan rupiah milik orang Indonesia disimpan di negara luar, seperti Singapura.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan, terdapat beberapa faktor mengapa banyak yang menyimpan dana di perbankan di Singapura.
"Ada beberapa faktor. Tapi yang dominan adalah pelayanan. Pelayanan perbankan di Singapura berbeda sekali dengan di Indonesia. Semua mengutamakan kepuasan nasabah," kata Difi kepada detikFinance, Rabu (28/8/2013). Selanjutnya *
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan, terdapat beberapa faktor mengapa banyak yang menyimpan dana di perbankan di Singapura.
"Ada beberapa faktor. Tapi yang dominan adalah pelayanan. Pelayanan perbankan di Singapura berbeda sekali dengan di Indonesia. Semua mengutamakan kepuasan nasabah," kata Difi kepada detikFinance, Rabu (28/8/2013). Selanjutnya *
Langganan:
Postingan (Atom)