Jakarta - Mesin cacat bus baru Transjakarta dari Cina berujung pada pencopotan Udar Pristono sebagai Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Udar digantikan oleh M. Akbar, yang saat ini menjabat Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat.
Kabar pergantian ini dibenarkan oleh Akbar. “Terima kasih, mohon selalu dukungannya,” tulis Akbar dalam pesan singkat kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2014. Sebelum menjadi Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, Akbar merupakan Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta.
Sekretaris Dinas Perhubungan Dradjad Adhyaksha pun membenarkan kabar mutasi ini. “Saya sudah dengar begitu. Tinggal tunggu jam D-nya saja,” kata dia. (Baca: Ahok: Nasib Kadishub Tergantung Pak Jokowi ). Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Kepala. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kepala. Tampilkan semua postingan
Rabu, 12 Februari 2014
Kamis, 02 Januari 2014
"Penampakan" dalam Foto Keluarga di Instagram Ani Yudhoyono Bikin Heboh
Lagi-lagi akun Instagram Ibu Negara Ani Yudhoyono memancing kehebohan publik. Kali ini sumbernya berasal dari foto keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diunggah di akun @aniyudhoyono tepat tanggal 1 Januari 2014.
Sekilas, tak ada yang aneh dalam foto tersebut. Presiden SBY tampak memegang terompet, sedangkan Ibu Ani memegang kamera. Keduanya diapit dua menantu, Anissa Pohan dan Aliya Rajasa, yang memangku buah hati masing-masing. Sementara itu, kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono, berdiri di belakang.
Pada kolom keterangan, Ani menuliskan, "Keluarga Yudhoyono mengucapkan 'Selamat Tahun Baru 2014', semoga tahun ini kehidupan bangsa kita semakin baik. Salam penuh bahagia. The Yudhoyono Family wishing you 'Happy New Year 2014', may this year the lives of our people become even more better. Happy greetings."
Namun, bila diperhatikan dengan saksama, ada hal ganjil yang mengundang pertanyaan. Ada "penampakan" dalam foto keluarga penguasa negeri tersebut. Di belakang Aliya dan tepat di samping kiri Ibas, panggilan akrab Edhie Baskoro, tampak seperti ada kepala seseorang.
Spontan "penampakan" ini mengundang beragam komentar dan penafsiran. Pemilik akun @annagreace berharap Ibu Ani menjelaskan penampakan itu.
"Ibu, itu dibelakang mba ruby disebelah mas ibas kayak ada kepala anak kecil, sapa ya bu," tulisnya.
Sementara itu, pemilik akun @fauziahisahara mengaku foto itu membuatnya takut.
"ih iya sih kayak kepala.. ih.. serem..."
Lain halnya dengan respons pemilik akun @rizkidindacahyani yang berusaha berpikir positif.
"Kasian mbak itu disangka penampakan. Mbak nya tolong berikan penjelasan dong kalo mbak bukan penampakan :D," tulisnya.
Sampai berita ini ditulis, belum ada balasan dari Ibu Ani terkait dengan kontroversi foto tersebut. Lebih jelasnya silakan klik di tautan ini. Sumber *
Sekilas, tak ada yang aneh dalam foto tersebut. Presiden SBY tampak memegang terompet, sedangkan Ibu Ani memegang kamera. Keduanya diapit dua menantu, Anissa Pohan dan Aliya Rajasa, yang memangku buah hati masing-masing. Sementara itu, kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono, berdiri di belakang.
Pada kolom keterangan, Ani menuliskan, "Keluarga Yudhoyono mengucapkan 'Selamat Tahun Baru 2014', semoga tahun ini kehidupan bangsa kita semakin baik. Salam penuh bahagia. The Yudhoyono Family wishing you 'Happy New Year 2014', may this year the lives of our people become even more better. Happy greetings."
Namun, bila diperhatikan dengan saksama, ada hal ganjil yang mengundang pertanyaan. Ada "penampakan" dalam foto keluarga penguasa negeri tersebut. Di belakang Aliya dan tepat di samping kiri Ibas, panggilan akrab Edhie Baskoro, tampak seperti ada kepala seseorang.
Spontan "penampakan" ini mengundang beragam komentar dan penafsiran. Pemilik akun @annagreace berharap Ibu Ani menjelaskan penampakan itu.
"Ibu, itu dibelakang mba ruby disebelah mas ibas kayak ada kepala anak kecil, sapa ya bu," tulisnya.
Sementara itu, pemilik akun @fauziahisahara mengaku foto itu membuatnya takut.
"ih iya sih kayak kepala.. ih.. serem..."
Lain halnya dengan respons pemilik akun @rizkidindacahyani yang berusaha berpikir positif.
"Kasian mbak itu disangka penampakan. Mbak nya tolong berikan penjelasan dong kalo mbak bukan penampakan :D," tulisnya.
Sampai berita ini ditulis, belum ada balasan dari Ibu Ani terkait dengan kontroversi foto tersebut. Lebih jelasnya silakan klik di tautan ini. Sumber *
Label:
Agus Harimurti Yudhoyono,
Aliya Rajasa,
Ani Yudhoyono,
Anissa Pohan,
balasan,
Bikin,
Edhie Baskoro Yudhoyono,
foto,
heboh,
Instagram,
keluarga,
Kepala,
penampakan,
SBY,
serem
Rabu, 28 Agustus 2013
Akankah Krisis Ekonomi 2008 Terulang? Ini Tanggapan Kepala Bappenas
Jakarta - Belum ada tanda-tanda perbaikan di perekonomian global sehingga memberikan dampak buruk kepada Indonesia. Pemerintah memang telah mengeluarkan paket kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alishjabana mengatakan pemerintah sama sekali tidak mengharapkan kejadian krisis tersebut terulang. Untuk itu beberapa langkah antisipasi berupa kebijakan telah dikeluarkan.
"Tentu ya kita tidak mengharapkan dong, tapi prinsipnya sisi pemerintah kita jaga betul dan antisipasi," ungkap Armida kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senayan, Rabu (28/8/2013) Selanjutnya *
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alishjabana mengatakan pemerintah sama sekali tidak mengharapkan kejadian krisis tersebut terulang. Untuk itu beberapa langkah antisipasi berupa kebijakan telah dikeluarkan.
"Tentu ya kita tidak mengharapkan dong, tapi prinsipnya sisi pemerintah kita jaga betul dan antisipasi," ungkap Armida kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senayan, Rabu (28/8/2013) Selanjutnya *
Selasa, 04 Juni 2013
Kepala MAN Nimbokrang Diduga Korupsi Rp270 Juta
Sentani (ANTARA) - Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua "F" (46) dijemput paksa dari rumahnya terkait dugaan korupsi pengadaan peralatan Hidro Dinamika Laboratorium IPA tahun 2011 merugikan negara Rp270 juta.
"Penjemputan paksa tersebut lantaran tidak menghiraukan tiga kali panggilan polisi untuk dilakukan pemeriksaan terkait kasus yang melibatkan dirinya," kata Kapolres Jayapura AKBP Roycke Harry Langie, SIK, MH melalui Kasat Reskrim AKP. Steven J Manopo, SIK di Sentani, Selasa.
Kapolres mengungkapkan kasus dugaan tindak pidana korupsi ini kini masuk dalam tahap satu yakni pengiriman berkas perkara oleh penyidik Reskrim Polres Jayapura ke jaksa penuntut umum.
"Penjemputan paksa tersebut lantaran tidak menghiraukan tiga kali panggilan polisi untuk dilakukan pemeriksaan terkait kasus yang melibatkan dirinya," kata Kapolres Jayapura AKBP Roycke Harry Langie, SIK, MH melalui Kasat Reskrim AKP. Steven J Manopo, SIK di Sentani, Selasa.
Kapolres mengungkapkan kasus dugaan tindak pidana korupsi ini kini masuk dalam tahap satu yakni pengiriman berkas perkara oleh penyidik Reskrim Polres Jayapura ke jaksa penuntut umum.
Label:
Diduga,
dijemput,
Jayapura,
Kepala,
korupsi,
MAN,
Nimbokrang,
paksa,
panggilan,
Papua,
pengadaan,
peralatan,
polisi,
Polres Jayapura,
Roycke Harry Langie,
Rp270 Juta,
Steven J Manopo,
tiga kali
Senin, 03 Juni 2013
Surat Ritual Seks Bebas PNS Terungkap, Ini Tanggapan Kepala Perpusda
Bandung - Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusda) Kota Bandung Muhammad Anwar sempat 'meradang' karena di instansinya beredar surat perintah ritual seks bebas.
Surat itu terbukti palsu. Pembuat surat ditangkap. Apa komentar Anwar? "Sudah ada tersangka? Wah, Alhamdulillah sekali. Saya sangat bersyukur. Terimakasih polisi," ujar Anwar saat dihubungi detikcom via ponselnya, Senin (3/6/2013). Ia mengaku baru mengetahui jika polisi telah menetapkan seorang tersangka dalam kasus yang ia laporkan tersebut.
GL ditetapkan sebagai tersangka pembuat surat palsu tersebut. "Masyarakat harus tahu kalau sekarang sudah benar terbukti kalau surat itu palsu. Nama kita itu dicatut," katanya. Saat disinggung tersangka merupakan anak salah satu pegawainya, Anwar mengatakan menyerahkan hal tersebut pada polisi. "Untuk itu saya no comment. Saya serahkan saja pada polisi," katanya singkat. Ia menuturkan sangat berharap kasus ini segera tuntas karena persoalan ini mengganggu kehidupannya. "Saya dan keluarga merasa terganggu sekali," tutur Anwar.
Surat itu terbukti palsu. Pembuat surat ditangkap. Apa komentar Anwar? "Sudah ada tersangka? Wah, Alhamdulillah sekali. Saya sangat bersyukur. Terimakasih polisi," ujar Anwar saat dihubungi detikcom via ponselnya, Senin (3/6/2013). Ia mengaku baru mengetahui jika polisi telah menetapkan seorang tersangka dalam kasus yang ia laporkan tersebut.
GL ditetapkan sebagai tersangka pembuat surat palsu tersebut. "Masyarakat harus tahu kalau sekarang sudah benar terbukti kalau surat itu palsu. Nama kita itu dicatut," katanya. Saat disinggung tersangka merupakan anak salah satu pegawainya, Anwar mengatakan menyerahkan hal tersebut pada polisi. "Untuk itu saya no comment. Saya serahkan saja pada polisi," katanya singkat. Ia menuturkan sangat berharap kasus ini segera tuntas karena persoalan ini mengganggu kehidupannya. "Saya dan keluarga merasa terganggu sekali," tutur Anwar.
Selasa, 19 Maret 2013
DOKTER OVERDOSIS: Diduga Overdosis Obat Penenang, Kepala Puskesmas Tewas di Rumdin
Ilustrasi |
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Widodo, membenarkan ada tanda overdosis. Namun ia tak berani menyimpulkan karena keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi.
“Memang ada tanda seperti overdosis dengan mulut yang berbusa dan mengeluarkan darah. Tapi, keluarganya menolak dan ada rencana memulangkan jenazah korban ke tempat asalnya di Tuban (Jawa Timur). Tadi, mantan istrinya ikut mengurus jenazah korban,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Selasa.
Dugaan sementara, jelas Widodo, dari laporan jika Eko sering minum obat penenang. Pasalnya, petugas Puskesmas Purwantoro beberapa kali melihat Eko mengamuk dan berteriak-teriak setelah bercerai dengan istrinya. Selain itu, ada dugaan Eko meninggal karena penyakit jantung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa, menyebutkan, psikis Eko terguncang setelah berpisah dengan istrinya. Setelah bercerai, jelas Widodo, korban tinggal sendirian di rumah dinas. Terkadang, ada perawat yang membantu Eko di rumah dinas.
Kapolsek Purwantoro AKP Made Mangku Mastika, mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Tanti Septiyani, menduga Eko meninggal sejak Senin (18/3/2013). “Kemungkinan sudah sejak Senin meninggal. Sudah kaku dan bagian dada hingga atas perut sudah lebam. Sudah agak membusuk sudah bau,” katanya kepada wartawan, Selasa.
Ia menyatakan korban ditemukan tertelungkup di lantai, dari telinga, hidung dan mulut keluar darah. Dugaan dari hasil pemeriksaan akibat overdosis karena terlalu banyak meminum obat. Hanya, tidak bisa pastikan karena tidak ditemukan sisa alat atau bungkus apapun di sekitar korban.
“Tadi pagi , sekitar pukul 07.00 WIB korban tidak keluar dari rumah dinas. Seorang petugas puskesmas, Tri Murwanto, dan petugas kebersihan, Dwi, mendekat ke rumah dinas karena ada bau aneh, seperti bau busuk. Akhirnya keduanya masuk kamar korban yang tidak dikunci,” ujarnya. Menurutnya, tidak ada tanda bekas penganiayaan atau bekas luka mencurigakan.
Label:
amuk,
berbusa,
berdarah,
cerai,
DKK,
dokter,
Eko Susanto,
jantung,
Kepala,
otopsi,
overdosis,
penenang,
Purwantoro 2,
Puskesmas,
rumah dinas,
terguncang,
teriak,
Widodo
Langganan:
Postingan (Atom)