JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul saat ini statusnya masih sebagai terlapor dalam laporan Boni Hargens terhadap Ruhut
terkait ucapan penghinaan dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta, Kamis (5/12/2013) sore.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan hingga saat ini penyidik Subdit Cyber Crime, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya masih memproses kasus tersebut dengan memeriksa saksi-saksi.
"Ruhut belum tersangka, masih berstatus terlapor. Sudah masuk penyidikan," tegas Rikwanto, Kamis (13/2/2014). Selanjutnya *
Kamis, 13 Februari 2014
'Peluru Panas' Adik Jenderal Prabowo
Jakarta - Tak ada angin dan tak ada hujan, peluru panas dilontarkan adik Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Sasarannya tak lain adalah jenderal-jenderal yang menatap Pilpres 2014. Apakah ini awal 'perang bintang' di Pilpres 2014?
Awanya Hashim hanya membuka fakta bahwa tak hanya kakaknya yang ditolak Amerika. Namun ada 7 jenderal yang ditolak negeri Paman Sam itu. Persoalannya adalah masalah HAM di masa lalu. Hashim mengaku mendapatkan informasi sahih itu dari hasil 8 kali mondar-mandir bertemu orang penting di Washington.
kata Hashim saat berkunjung ke redaksi Trans TV, Jl. Kapten P. Tendean no 12-14A, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2014). Selanjutnya *
Label:
'Peluru Panas,
7 jenderal,
adik,
blacklist,
fakta,
HAM,
Hashim Djojohadikusumo,
Jenderal,
mondar-mandir,
Pilpres 2014,
Prabowo Subianto,
Trans TV,
Washington
Ngeri! Buaya Sekarang Bisa Memanjat Pohon
Tennessee - Sebuah temuan menghebohkan mengenai buaya terungkap. Hewan melata yang seringkali disebut sebagai fosil hidup itu memasuki tahapan evolusi terbaru.
Seperti dilansir Foxnews.com, Rabu (12/2/2014) para peneliti tengah melakukan studi mengenai buaya yang mampu memanjat pohon. Studi tersebut dilakukan di tiga benua yakni Australia, Afrika, dan Amerika.
Dalam sebuah catatan milik Ahli Herpetologi (ilmu yang mempelajari reptil dan amfibi) menyatakan bahwa sedikitnya ditemukan empat spesies buaya dan aligator yang mampu memanjat pohon. Mereka rata-rata mampu memanjat sekitar 13 meter dari atas tanah.
"(Buaya dan Aligator) itu benar-benar memanjat pada batang yang vertikal, kemudian berjalan dari cabang ke ujung ranting," tulis ahli herpetologi Tim yang merupakan anggota dari peneliti Universitas Tennessee pimpinan Vladimir Dinets. Selanjutnya *
Seperti dilansir Foxnews.com, Rabu (12/2/2014) para peneliti tengah melakukan studi mengenai buaya yang mampu memanjat pohon. Studi tersebut dilakukan di tiga benua yakni Australia, Afrika, dan Amerika.
Dalam sebuah catatan milik Ahli Herpetologi (ilmu yang mempelajari reptil dan amfibi) menyatakan bahwa sedikitnya ditemukan empat spesies buaya dan aligator yang mampu memanjat pohon. Mereka rata-rata mampu memanjat sekitar 13 meter dari atas tanah.
"(Buaya dan Aligator) itu benar-benar memanjat pada batang yang vertikal, kemudian berjalan dari cabang ke ujung ranting," tulis ahli herpetologi Tim yang merupakan anggota dari peneliti Universitas Tennessee pimpinan Vladimir Dinets. Selanjutnya *
Label:
13 meter,
aligator,
Bisa,
Buaya Sekarang,
evolusi terbaru,
fosil hidup,
Foxnews,
herpetologi,
Memanjat,
Menghebohkan,
Ngeri,
Pohon,
Valdimir Dinets,
vertikal
Disuruh Jalan Jongkok oleh Polisi, Pengacara Ini Merasa Dilecehkan
Jakarta - Polres Jakarta Barat mengamankan 21 orang terkait pengrusakan pemagaran lahan milik PT Kopilas di Kembangan, Jakarta Barat. Pengacara PT Portanigra yang ikut ditahan mengaku tidak terima dengan perlakuan pihak kepolisian.
"Baru tiga menit saya mengobrol dengan pengacara Copylass, kapolsek datang dan menyuruh saya ikut ke Polres Jakarta Barat," ujar Febry selaku pengacara PT Portanigra kepada wartawan, Rabu (12/2/2014).
Menurutnya, pada saat itu ia hanya bertanya kepada pengacara kopilas kenapa ingin memagar lahan. "Dia bilang punya SK wali kota berupa IMB. Saya tanya lagi, loh, memangnya IMB bisa menjadi dasar untuk mengklaim dan memagari tanah ini?" jelas Febry. Selanjutnya *
Pria Mirip Wawan Sering ke Rumah Jennifer Tengah Malam, Ini Kata Tetangga
Jakarta - Mobil Vellfire dari rumah artis Jennifer Dunn disita KPK karena diduga pemberian dari Tubagus Chaeri Wardana (Wawan). Tetangga mengatakan bahwa orang mirip Wawan sering datang tengah malam.
"Seringnya sih jam 12 malam kalau datang. Bawa mobil Alphard hitam. Kadang ada ajudannya juga," ujar salah seorang tetangga Jennifer, Wisnu (54) di Jl Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2014).
Wisnu biasa ngopi di sebuah warung yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah Jennifer hingga tengah malam. Ketika itulah dia sering melihat orang yang mirip Wawan bertandang ke rumah Jennifer.
"Tidak lama sih kalau mampir. Paling sekitar satu jam lah. Jam 2 pagi pas saya pulang ke rumah biasanya dia sudah pulang dari rumah Jennifer," tutur Wisnu. Selanjutnya *
"Seringnya sih jam 12 malam kalau datang. Bawa mobil Alphard hitam. Kadang ada ajudannya juga," ujar salah seorang tetangga Jennifer, Wisnu (54) di Jl Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2014).
Wisnu biasa ngopi di sebuah warung yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah Jennifer hingga tengah malam. Ketika itulah dia sering melihat orang yang mirip Wawan bertandang ke rumah Jennifer.
"Tidak lama sih kalau mampir. Paling sekitar satu jam lah. Jam 2 pagi pas saya pulang ke rumah biasanya dia sudah pulang dari rumah Jennifer," tutur Wisnu. Selanjutnya *
Astaga! Sepasang Hakim di Jambi Selingkuh & Bercinta di Ruang Pengadilan
Sepasang Hakim Selingkuh |
Herman lalu mendatangi Komisi Yudisial (KY) untuk mencari kejelasan hukuman bagi sang istri. Di KY, ia juga menceritakan bagaimana drama perselingkuhan itu terjadi.
"Pada Sabtu 30 November 2013 jam 01.15 WIB, saya mendatangi kontrakan istri saya, sudah diketok namun tidak ada jawaban," kata Herman kepada wartawan saat mendatangi gedung Komisi Yudisial (KY), Jl Kramat Raya, Jakarta, Rabu (12/2/2014). Selanjutnya *
Rabu, 12 Februari 2014
Gita Wirjawan Kritik Laporan Majalah Tempo
Jakarta - Gita Wirjawan mengkritik laporan utama majalah Tempo terbaru. Dia menilai laporan utama soal kisruh impor beras Vietnam tidak memenuhi kaidah jurnalistik.
"Karena hanya mengandalkan narasumber anonim yang menuduh saya bertanggung jawab atas masuknya beras ilegal Vietnam," kata Gita lewat surat kepada redaksi Tempo, Selasa malam, 11 Februari 2014. Menurut mantan Menteri Perdagangan itu, tulisan tersebut tidak memuat hasil investigasi yang mengandung informasi yang membenarkan tuduhan sumber anonim tersebut. Selanjutnya *
"Karena hanya mengandalkan narasumber anonim yang menuduh saya bertanggung jawab atas masuknya beras ilegal Vietnam," kata Gita lewat surat kepada redaksi Tempo, Selasa malam, 11 Februari 2014. Menurut mantan Menteri Perdagangan itu, tulisan tersebut tidak memuat hasil investigasi yang mengandung informasi yang membenarkan tuduhan sumber anonim tersebut. Selanjutnya *
Langganan:
Postingan (Atom)