JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita sebuah surat yang menyebutkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima aliran dana Pemilihan Presiden 2009. Namun tidak disebutkan aliran dana tersebut berasal darimana.
Ma'mun Murod, Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), mengatakan surat tersebut berasal dari seorang pegawai KPK kepada Anas Urbaningrum yang isinya menyebutkan, bahwa dalam BAP Nazaruddin tersebut nama Susilo Bambang Yudhoyono
"Pada mulanya surat ini tidak akan pernah disampaikan oleh Mas Anas, karena surat ini rahasia tapi tenyata kemudian digeledah ditemukan KPK dan kemudian surat ini dibawa KPK, maka kami merasa penting surat ini harus dibacakan secara utuh," ujar juru bicara PPI, Ma'mun Murod.
Berikut isi surat yang disita KPK berdasarkan yang dibacakan Ma'mun Murod di kediaman Anas, Selasa (12/11/2013) malam.
"Kepada yth bapak Anas urbaningrum di tempat, sebelumnya saya mohon maaf dengan surat ini dan untuk kebaikan saya dan menjaga kerahasiaan ini maaf saya tidak menyebut ID saya yang sebenarnya. Saya adalah pegawai biasa di KPK. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label 2009. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 2009. Tampilkan semua postingan
Rabu, 13 November 2013
Rabu, 31 Juli 2013
Presiden jadi Bulan-bulanan Operasi Intelijen Luar? Memalukan
JAKARTA--Mantan Sekretaris Militer Mayjen Purnawirawan TB Hasanuddin menyesalkan penyadapan terhadap Presiden SBY oleh pihak asing. Penyadapan yang dilakukan jika memang benar dilakukan dan kemudian bocor, dianggapnya adalah sebuah pelecehan.
"Seharusnya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepala Lembaga Sandi Negara di copot saja. Masa presiden kita jadi bulan-bulanan operasi intelejen di luar negeri? Memalukan," sesal TB Hasanuddin.
Sebelumnya diberitakan penyadapan dilakukan oleh Australia terhadap aktivitas Presiden SBY dalam pertemuan G20 di London Inggris 2009 lalu.
Ia memprediksi, penyadapan dilakukan bukanlah ingin mendapatkan data apapun dari komunikasi Presiden SBY. Akan tetapi, memang hanya menyadap kemudian dibocorkan diam-diam.
"Ini sebuah pelecehan tapi juga ada keinginan mendown grade kan SBY. Gila saja kalau habis disadap kemudian bocor. Memang kesengajaan aparat intel mereka," tegas TB Hasanuddin yang tak lain Wakil Ketua Komisi I DPR ini. Sumber *
"Seharusnya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepala Lembaga Sandi Negara di copot saja. Masa presiden kita jadi bulan-bulanan operasi intelejen di luar negeri? Memalukan," sesal TB Hasanuddin.
Sebelumnya diberitakan penyadapan dilakukan oleh Australia terhadap aktivitas Presiden SBY dalam pertemuan G20 di London Inggris 2009 lalu.
Ia memprediksi, penyadapan dilakukan bukanlah ingin mendapatkan data apapun dari komunikasi Presiden SBY. Akan tetapi, memang hanya menyadap kemudian dibocorkan diam-diam.
"Ini sebuah pelecehan tapi juga ada keinginan mendown grade kan SBY. Gila saja kalau habis disadap kemudian bocor. Memang kesengajaan aparat intel mereka," tegas TB Hasanuddin yang tak lain Wakil Ketua Komisi I DPR ini. Sumber *
Label:
2009,
Australia,
BIN,
bocor,
Bulan-bulanan,
G20,
intelijen,
Kepala Lembaga Sandi Negara,
London,
Luar,
Memalukan,
mendown grade,
operasi,
pelecehan,
Presiden,
SBY,
TB Hasanuddin
Senin, 17 Juni 2013
Adhie Massardi tuding SBY bohong soal alokasi subsidi BBM
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar Minyak (BBM) terus mendapat protes dari berbagai kalangan. Kali ini protes datang dari aktivis Adhie Massardi.
Ia menilai, alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah bohong belaka. Sebab, hal yang sama juga terjadi pada tahun 2009, tetapi kompensasi untuk memperbaiki infrastruktur, kesehatan dan pendidikan hanya bohong.
"Ini hanya legitimasi tanpa moral, perlawanan kami perlawanan mahasiswa melawan resim SBY yang liberal, karena tahun 2009 juga sama, katanya untuk perbaikan infrastruktur tetap saja semua sama infrastruktur stagnan," ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi di Penus Cafe Jakarta, Minggu (16/6).
Menurutnya, pemerintahan telah kehilangan legitimasi moral dari bangsanya. Ia menuding, dari kenaikan harga BBM telah menguntungkan Partai Demokrat pada Pemilu 2014.
"Menyelamatkan APBN itu bohong, kalau menyelamatkan APBN kan 100 persen untuk membayar utang konglomerat. SBY itu buaya, SBY itu biawak," katanya.
Rencananya, ia akan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa. "Saya ikut turun besok, paling cuma ngontrol saja. Nanti dipusatkan di Istana dan DPR, itu dulu saja," tegasnya.
Dalam aksi nanti, ia meminta agar SBY tidak menaikkan harga BBM. "Ya minta turunkan harga BBM dan turunkan SBY, kalau tetap ngotot menaikkan harga BBM," ucapnya.
Ia menilai, alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah bohong belaka. Sebab, hal yang sama juga terjadi pada tahun 2009, tetapi kompensasi untuk memperbaiki infrastruktur, kesehatan dan pendidikan hanya bohong.
"Ini hanya legitimasi tanpa moral, perlawanan kami perlawanan mahasiswa melawan resim SBY yang liberal, karena tahun 2009 juga sama, katanya untuk perbaikan infrastruktur tetap saja semua sama infrastruktur stagnan," ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi di Penus Cafe Jakarta, Minggu (16/6).
Menurutnya, pemerintahan telah kehilangan legitimasi moral dari bangsanya. Ia menuding, dari kenaikan harga BBM telah menguntungkan Partai Demokrat pada Pemilu 2014.
"Menyelamatkan APBN itu bohong, kalau menyelamatkan APBN kan 100 persen untuk membayar utang konglomerat. SBY itu buaya, SBY itu biawak," katanya.
Rencananya, ia akan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa. "Saya ikut turun besok, paling cuma ngontrol saja. Nanti dipusatkan di Istana dan DPR, itu dulu saja," tegasnya.
Dalam aksi nanti, ia meminta agar SBY tidak menaikkan harga BBM. "Ya minta turunkan harga BBM dan turunkan SBY, kalau tetap ngotot menaikkan harga BBM," ucapnya.
Label:
2009,
Adhie Massardi,
aktivis,
alokasi,
APBN,
BBM,
biawak,
bohong,
buaya,
infrastruktur,
liberal,
moral,
Partai Demokrat,
perlawanan,
protes,
rezim,
SBY,
subsidi,
turunkan,
unjuk rasa
Langganan:
Postingan (Atom)