Trio SBY adalah mereka yang disebut Ruhut keras menolak dirinya dilantik sebagai ketua komisi III, yaitu Syarifudin Suding (Hanura), Bambang Soesatyo (Golkar) dan Ahmad Yani (PPP). Meski selain itu ada Desmon Mahesa (Gerindra) dan lainnya.
Menurut Yani, ia lebih ingin menanggapi persoalan etik Ruhut Sitompul dari pada terkait integritas dalam hal anti korupsi. Yani kembali menyinggung agar pimpinan membuktikan dugaan etik yang disebut Desmon 'kumpul kebo'.
"Paling tidak berkali-kali saya katakan, pimpinan DPR klarifikasi kepada BK (Badan Kehormatan). Apa betul BK sudah ada putusan tentang saudara Ruhut (soal kumpul kebo), daripada perdebatan bersih," tuturnya.
"Persoalan moral dan etik lebih tinggi daripada itu (bersih-red)," imbuh anggota komisi hukum DPR itu. Selengkapnya *
Tampilkan postingan dengan label moral. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label moral. Tampilkan semua postingan
Rabu, 25 September 2013
Jumat, 05 Juli 2013
Tren Minum ASI di China, Picu Kemarahan Warga
Kabar tentang tren minum Air Susu Ibu (ASI) bagi orang dewasa yang dilakukan warga kaya di Shenzen, China, dan jasa pembukaan jasa sewa ibu susu, memicu kemarahan warga. Bahkan sejumlah perdebatan dan kecaman muncul di beberapa jejaring sosial untuk menyikapi peristiwa tersebut.
Konsumsi ASI memang tengah menjadi tren bagi sejumlah warga China. Hal tersebut dikarenakan menurut kepercayaan tradisioanal kalau ASI mengandung Nutrisi yang mudah dicerna bagi orang yang sedang sakit.
Salah satu perusahaan bernama Xinxinyu akhirnya mempopulerkan tren itu dengan membuka jasa sewa ibu susu. Klien pun diizinkan meminum susu langsung dari payudara ibu susu bila mereka tidak keberatan.
Meski demikian, di tengah maraknya bisnis ibu susu itu, banyak warga yang memprotes perusahaan tersebut. Mereka menganggap bisnis itu justru merusak moral.
“Warga menjadi semakin mesum ketika mereka semakin kaya raya, dan sulit mencari hiburan. Ini adalah pornografi,” ungkap salah seorang warga China di jejaring sosial Weibo, seperti dikutip South China Morning Post.
Beberapa warga juga menganggap bisnis itu sebagai bisnis yang keterlaluan. Bisnis ibu susu dipandang merusak citra ibu, dan nilai-nilai lainnya. Seperti diketahui, laporan UNICEF menyebutkan bahwa jumlah perempuan menyusui di Negeri Panda sangat rendah yaitu 28 persen dari total populasi. Masalah itu disebabkan karena adanya keagresifan dalam penjualan susu formula.
Sedangkan, Xinxinyu berani menggaji perempuan sebesar HKD20 ribu atau sekira Rp25 juta (Rp1.282 per HKD) perbulan sebagai ibu susu sewaan. Gaji mereka bisa meningkat sesuai dengan kesehatan atau kecantikannya.
Konsumsi ASI memang tengah menjadi tren bagi sejumlah warga China. Hal tersebut dikarenakan menurut kepercayaan tradisioanal kalau ASI mengandung Nutrisi yang mudah dicerna bagi orang yang sedang sakit.
Salah satu perusahaan bernama Xinxinyu akhirnya mempopulerkan tren itu dengan membuka jasa sewa ibu susu. Klien pun diizinkan meminum susu langsung dari payudara ibu susu bila mereka tidak keberatan.
Meski demikian, di tengah maraknya bisnis ibu susu itu, banyak warga yang memprotes perusahaan tersebut. Mereka menganggap bisnis itu justru merusak moral.
“Warga menjadi semakin mesum ketika mereka semakin kaya raya, dan sulit mencari hiburan. Ini adalah pornografi,” ungkap salah seorang warga China di jejaring sosial Weibo, seperti dikutip South China Morning Post.
Beberapa warga juga menganggap bisnis itu sebagai bisnis yang keterlaluan. Bisnis ibu susu dipandang merusak citra ibu, dan nilai-nilai lainnya. Seperti diketahui, laporan UNICEF menyebutkan bahwa jumlah perempuan menyusui di Negeri Panda sangat rendah yaitu 28 persen dari total populasi. Masalah itu disebabkan karena adanya keagresifan dalam penjualan susu formula.
Sedangkan, Xinxinyu berani menggaji perempuan sebesar HKD20 ribu atau sekira Rp25 juta (Rp1.282 per HKD) perbulan sebagai ibu susu sewaan. Gaji mereka bisa meningkat sesuai dengan kesehatan atau kecantikannya.
Label:
ASI,
China,
dewasa,
ibu susu,
jasa,
keagresifan,
Kemarahan,
kepercayaan,
keterlaluan,
langsung,
moral,
payudara,
pornografi,
Rp25 juta perbulan,
sewa,
Shenzen,
tradisioanal,
warga,
Weibo,
Xinxinyu
Senin, 17 Juni 2013
Adhie Massardi tuding SBY bohong soal alokasi subsidi BBM
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar Minyak (BBM) terus mendapat protes dari berbagai kalangan. Kali ini protes datang dari aktivis Adhie Massardi.
Ia menilai, alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah bohong belaka. Sebab, hal yang sama juga terjadi pada tahun 2009, tetapi kompensasi untuk memperbaiki infrastruktur, kesehatan dan pendidikan hanya bohong.
"Ini hanya legitimasi tanpa moral, perlawanan kami perlawanan mahasiswa melawan resim SBY yang liberal, karena tahun 2009 juga sama, katanya untuk perbaikan infrastruktur tetap saja semua sama infrastruktur stagnan," ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi di Penus Cafe Jakarta, Minggu (16/6).
Menurutnya, pemerintahan telah kehilangan legitimasi moral dari bangsanya. Ia menuding, dari kenaikan harga BBM telah menguntungkan Partai Demokrat pada Pemilu 2014.
"Menyelamatkan APBN itu bohong, kalau menyelamatkan APBN kan 100 persen untuk membayar utang konglomerat. SBY itu buaya, SBY itu biawak," katanya.
Rencananya, ia akan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa. "Saya ikut turun besok, paling cuma ngontrol saja. Nanti dipusatkan di Istana dan DPR, itu dulu saja," tegasnya.
Dalam aksi nanti, ia meminta agar SBY tidak menaikkan harga BBM. "Ya minta turunkan harga BBM dan turunkan SBY, kalau tetap ngotot menaikkan harga BBM," ucapnya.
Ia menilai, alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah bohong belaka. Sebab, hal yang sama juga terjadi pada tahun 2009, tetapi kompensasi untuk memperbaiki infrastruktur, kesehatan dan pendidikan hanya bohong.
"Ini hanya legitimasi tanpa moral, perlawanan kami perlawanan mahasiswa melawan resim SBY yang liberal, karena tahun 2009 juga sama, katanya untuk perbaikan infrastruktur tetap saja semua sama infrastruktur stagnan," ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi di Penus Cafe Jakarta, Minggu (16/6).
Menurutnya, pemerintahan telah kehilangan legitimasi moral dari bangsanya. Ia menuding, dari kenaikan harga BBM telah menguntungkan Partai Demokrat pada Pemilu 2014.
"Menyelamatkan APBN itu bohong, kalau menyelamatkan APBN kan 100 persen untuk membayar utang konglomerat. SBY itu buaya, SBY itu biawak," katanya.
Rencananya, ia akan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa. "Saya ikut turun besok, paling cuma ngontrol saja. Nanti dipusatkan di Istana dan DPR, itu dulu saja," tegasnya.
Dalam aksi nanti, ia meminta agar SBY tidak menaikkan harga BBM. "Ya minta turunkan harga BBM dan turunkan SBY, kalau tetap ngotot menaikkan harga BBM," ucapnya.
Label:
2009,
Adhie Massardi,
aktivis,
alokasi,
APBN,
BBM,
biawak,
bohong,
buaya,
infrastruktur,
liberal,
moral,
Partai Demokrat,
perlawanan,
protes,
rezim,
SBY,
subsidi,
turunkan,
unjuk rasa
Senin, 23 Juli 2012
Demoralisasi Anak-anak dan Memicu Kekerasan Seksual kepada Anak (KPIA)
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengkritik mobilisasi anak dan remaja dalam pembebasan Ariel di LP Kebonwaru, Bandung. Ariel merupakan terpidana kasus pornografi.
"Langkah tersebut merupakan eksploitasi sistemik untuk kepentingan pembangunan opini dan mendongkrak popularitas. Padahal semua orang tahu bahwa yang bersangkutan dihukum karena melakukan tindak pidana pornografi, yang akibat perbuatannya telah menyebabkan terdegradasinya moral anak Indonesia. Bahkan, pasca kasus tersebut, muncul banyak aduan kasus pencabulan yang dipicu oleh video tersebut," kata Wakil Ketua KPAI, Asrorun Ni'am, Senin (23/7/2012).
Masyarakat perlu waspada akan pembangunan image bahwa pelaku pronografi menjadi seorang idola di kalangan remaja dan anak. "Karena hal itu justru akan mengancam prinsip perlindungan anak," terangnya.
Dalam pembebasan Ariel ini, tampak seolah-olah gerakan "free for Ariel" yang digerakkan remaja dan anak-anak. Mereka pun seolah-olah menjadi pembela Ariel.
"Faktanya, kasus pornografi ini telah menyebabkan demoralisasi anak-anak dan memicu kekerasan seksual kepada anak, baik sebagai pelaku maupun korban," tuturnya.
"Langkah tersebut merupakan eksploitasi sistemik untuk kepentingan pembangunan opini dan mendongkrak popularitas. Padahal semua orang tahu bahwa yang bersangkutan dihukum karena melakukan tindak pidana pornografi, yang akibat perbuatannya telah menyebabkan terdegradasinya moral anak Indonesia. Bahkan, pasca kasus tersebut, muncul banyak aduan kasus pencabulan yang dipicu oleh video tersebut," kata Wakil Ketua KPAI, Asrorun Ni'am, Senin (23/7/2012).
Masyarakat perlu waspada akan pembangunan image bahwa pelaku pronografi menjadi seorang idola di kalangan remaja dan anak. "Karena hal itu justru akan mengancam prinsip perlindungan anak," terangnya.
Dalam pembebasan Ariel ini, tampak seolah-olah gerakan "free for Ariel" yang digerakkan remaja dan anak-anak. Mereka pun seolah-olah menjadi pembela Ariel.
"Faktanya, kasus pornografi ini telah menyebabkan demoralisasi anak-anak dan memicu kekerasan seksual kepada anak, baik sebagai pelaku maupun korban," tuturnya.
Label:
anak,
Ariel,
Bandung,
degradasi,
ekspoitasi,
free for Ariel,
idola,
Kebunwaru,
KPIA,
LP,
moral,
opini,
pembebasan,
pencabulan,
popularitas,
pornografi,
sistemikk
Langganan:
Postingan (Atom)