Senin, 05 Agustus 2013

Tanah Abang Semrawut Karena Ulah Preman

JAKARTA - Calon Anggota DPD Dapil DKI Jakarta, Rommy mengatakan kesemrawutan di Tanah Abang bukan hanya karena adanya pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan, melainkan adanya parkir liar yang dibekingi preman.

"Setiap blok bisa 4 sampai 5 penjaga parkir. Nah,ini lah yang menjadi kerjaan yang agak repot untuk pak Jokowi-Ahok. Asal ditindak tegas dan berkelanjutan tata kelola relokasi,saya yakin kebijakan ini akan berbuah manis untuk semua pihak," kata Rommy dalam pernyataannya kepada Tribunnews, Kamis(26/7/2013) malam.

Selain itu, kata Rommy yang membuat macet dan semrawut juga adalah jalur menuju Tanah Abang dan juga pintu masuk keluar parkir yang terbatas, sehingga arus masuk keluar banyak kendaraan membuat kemacetan. Jika rute lalu lintas yang telah digagas pak Jokowi serta pintu masuk keluar yang tidak hanya terpusat pada satu titik, Rommy asumsikan kemacetan bisa teratasi. Selanjutnya *

Tahun Ini Preman Tanah Abang Dapat “THR” Rp 3 Miliar

Ratusan preman di sekitar Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat tahun ini mengaku bersyukur masih bisa memperoleh "tunjangan hari raya" (THR) Lebaran yang jumlahnya spektakuler, yakni Rp 3 miliar.

Menurut penelusuran Warta Kota, uang sebesar itu merupakan pemberian (pungutan) dari para pedagang kaki lima (PKL) yang besarannya Rp 3 juta (Rp 1,5 juta sebelum Lebaran dan Rp 1,5 juta setelah Lebaran) setiap pedagang. Jika di sekitar Pasar Tanah Abang (Tenabang) ada 1.000 PKL, maka totalnya mencapai Rp 3 miliar.

Itu sebabnya, rencana Pemprov DKI merelokasi PKL di sekitar Jalan Kebon Jati ke Pasar Blok G Tanah Abang membuat para preman yang selama ini hidupnya dari hasil memungut (memalak) para PKL menjadi galau. Sebab tahun depan mereka sudah tak bisa menikmati uang miliaran rupiah hasil pungutan liar itu lagi. Jumlah preman di kawasan Tanah Abang 300-an orang. Lebaran ini mereka akan mendapat bagian Rp 3 juta sampai Rp 10 juta per orang sebagai THR tahun 2013. Sumber *

Obrolan Khusus Jokowi dan Setiawan Djody

Jakarta - Seniman dan pengusaha Setiawan Djody menggelar buka puasa bersama di kediamannya, di kawasan Kemanggisan Jakarta Barat. Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh seperti ketua PBNU Said Agil Siradj dan Sutan Bhatoegana, anggota DPR perioder 2009-2014 dari Partai Demokrat. Juga ada bekas vokalis band Dewa, Once.

Tapi yang paling ditunggu tentu saja Gubernur DKI Joko Widodo yang hadir menjelang adzan Isya. Kehadiran Jokowi disambung hangat Djody dan keluarga serta sahabat dan kerabat. Mengenakan baju koko putih dan celana hitam, Jokowi menyapa tamu yang hadir. Selanjutnya *

Ibu: Ada Lebam di Bibir dan Dahi Della Caroline

Jakarta - Anna Susanti (57), ibunda Della Caroline (34) berduka atas kematian putrinya. Dia penasaran dengan penyebab meninggalnya sang putri.

"Leher belakang berwarna biru lebam dan di dahi," kata Anna saat ditemui di rumah duka RSCM, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2013).

Anna mendapat informasi mengenai kematian putrinya dari polisi pada Minggu (4/8) pagi kemarin. Lalu dia langsung menuju RSCM.

Anna tadinya tak mau jenazah Della diautopsi karena dia tak memiliki biaya. Namun untungnya dia mendapat bantuan.

"Ini dibantuin wartawan dan polisi. Nanti uangnya untuk kuburan. Ini lagi dimandiin," tuturnya.

Mengenai Kumar Bipin (43), pria pemilik kamar di apartemen Casablanca yang menjadi tempat meninggalnya Della, Anna mengaku tak kenal. Dia tak tahu Della memiliki kawan bernama Kumar.

"Dia nggak pernah punya teman itu," ujar Anna.

Jenazah Della rencananya akan dimakamkan pukul 10.00 WIB hari ini di TPU Petamburan, Jakarta Barat. Model cantik itu ditemukan meninggal di kamar 206 lantai 2, Apartemen Casablanca Tower 2, Jakarta Selatan, Minggu (4/8/2013) sekitar pukul 02.30 WIB. Dia meninggal setelah minum vodka yang dicampur dengan minuman bersoda. Sumber *

Model Della Caroline Ditemukan Tewas di Apartemen

Mantan model Della Caroline ditemukan dengan kondisi yang sudah meninggal Apartemen Casablanca tower 2 lt. 2 kmr 206, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8) pada pukul 24.00 WIB.

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Rikwanto, timnya baru mendapatkan laporan pada hari Minggu (4/8) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Ditambahkan Rikwanto, sebelum meninggal Della dikabarkan sedang bersama Kumar Bipin, 43 th, Manager Cool Meaning PT. Orora Mineral.

Lebih lanjut, Rikwanto pun membeberkan kronologis kematian Della. "Sekira pkl. 21.30 WIB korban datang ke TKP bertemu dengan Mr. Kumar. Sebelumnya mereka pernah bertemu sekitar tiga bulan yang lalu di Hotel Shangrila Jakpus. Berdasarkan keterangan Mr. Kumar setelah beberapa saat berbincang, korban ingin mencuci baju karena tidak bawa baju ganti dan minta deterjen untuk mencuci. Sementara baju dicuci, korban menutupi badannya dengan handuk warna putih," ungkap Rikwanto saat ditemui Minggu (4/8). Selanjutnya *

Apa Motif Peledak Vihara Ekayana? Ini Kata Kapolda

Jakarta -Kapolda Irjen Pol. Drs. Putut Eko Bayuseno mengatakan pihaknya masih akan menyelidiki motif peledakan yang terjadi di Vihara Ekayana Amara, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta, Ahad, 4 Agustus 2013 malam.

"Olah TKP akan diselesaikan malam ini, kami masih akan menyelidiki apa motif di balik ledakan ini," kata Putut.

Ketika ditanya apakah ini bernuansa teror, Putut mengatakan, "Iya". Namun Putut belum bisa memastikan adanya keterlibatan kelompok teroris tertentu.

Dia kembali lagi mengatakan masih diadakan penyelidikan sampai besok, Senin, 5 Agustus 2013. Selanjutnya *

Gubernur Zaini Protes Penurunan Bendera Aceh

Banda Aceh - Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Zaini Abdullah menyesalkan tindakan aparat keamanan yang menurunkan bendera bulan-bintang di sejumlah lokasi. Zaini menganggap tindakan pihak keamanan tidak simpatik dan represif. "Pihak keamanan tidak memperhatikan hasil kesepakatan di Jakarta pada 31 Juli 2013," kata Zaini, Ahad, 4 Agustus 2013.

Menurut Zaini, pada poin 2b, kesepakatan bersama antara pemerintah pusat dan daerah, yang belangsung di Kementerian Dalam negeri, berbunyi kedua pihak tetap melakukan langkah persuasif untuk menjaga ketenteraman ketertiban masyarakat terkait dengan keberadaan Qanun Nomor 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh.

Jumat dinihari, 2 Agustus 2013, sejumlah anggota TNI dan polisi bersenjata lengkap menurunkan paksa sejumlah bendera bintang-bulan yang terpasang di pinggir jalan di Kota Lhokseumawe. Penurunan secara mendadak itu dimulai sekitar pukul 02.26 WIB. Aparat menyisir lokasi pengibaran bendera, antara lain di simpang Kuta Blang dan Jalan Banda Masen, Uteun Bayi. Selanjutnya *
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//