Rabu, 28 Agustus 2013
Ruhut: Negara Hancur Jika Dipimpin Jokowi
JAKARTA - Kans Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menjadi presiden semakin besar. Elektabilitasnya pun semakin melejit dan bahkan mengalahkan calon presiden lainnya termasuk mereka yang ikut konvensi capres Partai Demokrat.
Namun, apabila benar-benar nantinya jadi presiden negara justru dalam keadaan bahaya bahkan hancur karena Jokowi lahir dari pencitraan.
"Orang itu jika presiden jadi apa, ini kan ada orang yang mendorong Jokowi jadi 'Media Darling'(pencitraan), orang-orang yang menginginkan negara ini hancur," kata Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul kepada Tribunnews, Selasa(27/8/2013). Selanjutnya *
Namun, apabila benar-benar nantinya jadi presiden negara justru dalam keadaan bahaya bahkan hancur karena Jokowi lahir dari pencitraan.
"Orang itu jika presiden jadi apa, ini kan ada orang yang mendorong Jokowi jadi 'Media Darling'(pencitraan), orang-orang yang menginginkan negara ini hancur," kata Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul kepada Tribunnews, Selasa(27/8/2013). Selanjutnya *
Survei: Jokowi Effect Sanggup Turunkan Angka Golput
JAKARTA - Fenomena 'Jokowi Effect' tampaknya terus memberikan pengaruh besar dalam peta perpolitikan di Indonesia.
Paling tidak, itu terungkap dalam hasil survei Forum Akademisi IT yang dilakukan pada 1-20 Agustus 2013.
Menurut survei tersebut, Jokowi Effect akan memberikan pengaruh positif dalam tingkat keikutsertaan pemilu.
Hasil survei menyatakan, jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memutuskan untuk maju sebagai calon presiden (capres) di 2014, tingkat golput akan mengalami penurunan.
"Jokowi Effect ternyata mampu menggerus tingkat golput dalam masyarakat," ujar Ketua Forum Akademisi IT Hotland Sitorus, dalam diskusi 'Membaca Kehendak Rakyat' di Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (27/8/2013). Selanjutnya *
Paling tidak, itu terungkap dalam hasil survei Forum Akademisi IT yang dilakukan pada 1-20 Agustus 2013.
Menurut survei tersebut, Jokowi Effect akan memberikan pengaruh positif dalam tingkat keikutsertaan pemilu.
Hasil survei menyatakan, jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memutuskan untuk maju sebagai calon presiden (capres) di 2014, tingkat golput akan mengalami penurunan.
"Jokowi Effect ternyata mampu menggerus tingkat golput dalam masyarakat," ujar Ketua Forum Akademisi IT Hotland Sitorus, dalam diskusi 'Membaca Kehendak Rakyat' di Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (27/8/2013). Selanjutnya *
Ini Modal Jokowi buat 'Nyapres'
Jakarta - Sejumlah pengamat politik menilai Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo punya modal terbesar untuk memenangi kursi RI 1. Mereka menilai Jokowi punya keunggulan yang tak dimiliki calon presiden lain. "Dia tidak hanya didukung PDI Perjuangan, tapi juga lintas partai. Dia juga didukung mereka yang berada di luar Jawa," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, Selasa, 27 Agustus 2013.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Kuskrido Ambardi, menganggap Jokowi paling disukai oleh publik. Dodi menilai masyarakat suka dengan kepolosan Jokowi, termasuk tak mengutamakan protokoler dan tak antipati terhadap kelompok masyarakat tertentu. "Itu modal yang melekat di Jokowi untuk maju jadi capres," katanya Selanjutnya *
Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Kuskrido Ambardi, menganggap Jokowi paling disukai oleh publik. Dodi menilai masyarakat suka dengan kepolosan Jokowi, termasuk tak mengutamakan protokoler dan tak antipati terhadap kelompok masyarakat tertentu. "Itu modal yang melekat di Jokowi untuk maju jadi capres," katanya Selanjutnya *
Label:
Ari Dwipayana,
Jokowi,
keunggulan,
kursi RI 1,
Kuskrido Ambardi,
lintas partai,
luar Jawa,
modal terbesar,
Nyapres,
PDI Perjuangan,
pengamat politik
Jika Jadi Capres, Jokowi Dinilai Tak Terbendung
Jakarta - Direktur Riset Charta Politica Indonesia, Yunarto Wijaya, mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi memiliki kans terbesar memenangi kursi RI 1 pada pemilihan presiden 2014.
"Trennya paling baik saat ini. Kalau tidak ada perubahan cukup besar, Jokowi tidak terbendung," kata Yunarto Wijaya, Senin, 26 Agustus 2013. Meski begitu, Yunarto membenarkan keputusan pencalonan itu sangat bergantung pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Puan Maharani menjelaskan, hingga kini, PDI Perjuangan belum menentukan calon presiden yang akan diusung oleh partai berlambang banteng itu. Yang akan menentukan tokohnya, menurut Puan, adalah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Selanjutnya *
"Trennya paling baik saat ini. Kalau tidak ada perubahan cukup besar, Jokowi tidak terbendung," kata Yunarto Wijaya, Senin, 26 Agustus 2013. Meski begitu, Yunarto membenarkan keputusan pencalonan itu sangat bergantung pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Puan Maharani menjelaskan, hingga kini, PDI Perjuangan belum menentukan calon presiden yang akan diusung oleh partai berlambang banteng itu. Yang akan menentukan tokohnya, menurut Puan, adalah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Selanjutnya *
Label:
capres,
Charta Politica Indonesia,
Dinilai,
Gubernur DKI Jakarta,
Jadi,
jika,
Joko Widodo,
Jokowi,
PDIP,
Puan Maharani,
Tak Terbendung,
Yunarto Wijaya
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Jakarta - Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli masih irit berkomentar soal penolakan sejumlah warga terhadap dirinya. "Saya masih no comment soal itu," ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin, 26 Agustus 2013.
Ia mengatakan masalah yang terjadi di wilayahnya sudah selesai dan tak perlu lagi dibesar-besarkan. "Saya tak punya salah. Saya menjalankan instruksi sesuai surat keputusan dari gubernur soal penempatan di sini," ujarnya.
Sejumlah warga lewat Forum Penolakan Warga terhadap Penempatan Lurah Lenteng Agung memprotes kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Warga menganggap Lurah Susan yang beragama non-muslim seharusnya tak memimpin di daerah yang mayoritas penduduknya muslim. Selanjutnya *
Ia mengatakan masalah yang terjadi di wilayahnya sudah selesai dan tak perlu lagi dibesar-besarkan. "Saya tak punya salah. Saya menjalankan instruksi sesuai surat keputusan dari gubernur soal penempatan di sini," ujarnya.
Sejumlah warga lewat Forum Penolakan Warga terhadap Penempatan Lurah Lenteng Agung memprotes kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Warga menganggap Lurah Susan yang beragama non-muslim seharusnya tak memimpin di daerah yang mayoritas penduduknya muslim. Selanjutnya *
Senin, 26 Agustus 2013
Lepaskan Koruptor Rp 369 Miliar, Hakim Agung Junior Pecundangi Senior
Jakarta - Putusan Mahkamah Agung (MA) yang tiba-tiba melepaskan koruptor Rp 369 miliar Sudjiono Timan bak petir di siang bolong. Siapa nyana, vonis 15 tahun penjara yang dijatuhkan pada 2004 silam dianulir sepekan sebelum Idul Fitri 2013. Komisi Yudisial (KY) pun mencium aroma suap di balik vonis itu.
"Saya heran dengan penerimaan peninjauan kembali (PK) yang diajukan buronan," kata komisioner KY, Taufiqqurahman Sahuri saat berbincang dengan detikcom, Senin (26/8/2013).
Timan buron setelah kabur 4 hari usai divonis oleh MA. Tim eksekutor Kejaksaan Agung (Kejagung) tidak menemukan batang hidung Timan baik di rumahnya yang di kawasan elit Menteng Jakpus atau pun di Prapanca, Jaksel.
"Dengan putusan yang kontrovisial itu tentu KY akan meneliti proses PK-nya," kata Taufiq berjanji. Selanjutnya *
"Saya heran dengan penerimaan peninjauan kembali (PK) yang diajukan buronan," kata komisioner KY, Taufiqqurahman Sahuri saat berbincang dengan detikcom, Senin (26/8/2013).
Timan buron setelah kabur 4 hari usai divonis oleh MA. Tim eksekutor Kejaksaan Agung (Kejagung) tidak menemukan batang hidung Timan baik di rumahnya yang di kawasan elit Menteng Jakpus atau pun di Prapanca, Jaksel.
"Dengan putusan yang kontrovisial itu tentu KY akan meneliti proses PK-nya," kata Taufiq berjanji. Selanjutnya *
Langganan:
Postingan (Atom)