JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan siap menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan. Dia mengaku sudah menerima mandat dari Megawati Soekarnoputri.
"Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan," kata Jokowi saat melakukan blusukan di Rumah Pitung di Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014).
"Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," kata Jokowi lagi, sekitar pukul 14.49 WIB.
Kemudian, Jokowi mencium bendera Merah Putih yang ada di belakangnya.
Para wartawan dan warga yang ada di sekitar tersebut langsung bertepuk tangan. "Alhamdulillah," kata mereka. Sumber *
Jumat, 14 Maret 2014
Jokowi: Saya Siap Jadi Capres dari PDI-P
Label:
bendera,
bertepuk tangan,
bismillah,
capres,
Jadi,
Jokowi,
mandat,
Marunda,
Megawati Soekarnoputri,
mencium,
Merah Putih,
PDI-P,
Rumah Pitung,
Siap,
wartawan
Kamis, 20 Februari 2014
PKS Dinilai Ingin Balas Dendam
Jakarta - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada, Hifdzil Alim menyatakan banyaknya usulan perubahan yang diajukan partai-partai dalam daftar Inventaris masalah RUU KUHP dan KUHAP tak wajar. “Ada unsur balas dendam partai,” kata Hifdzil saat dihubungi, Rabu, 19 februari 2014.
Menurut Hifdzil dari seribuan lebih perubahan yang diajukan dalam DIM, Partai Keadilan Sejahtera merupakan yang paling banyak mengajukan. Dia menduga hal ini lantaran partai ingin melindungi sejumlah kadernya. “Ini adalah operasi terselubung melawan pemberantasan korupsi melalui konstitusi.”
Bila dillihat sejumlah perubahan yang diajukan PKS, Hifzil menilai ada upaya partai dakwah itu melindungi citra dan kepentingan kadernya. Sebelumnya PKS pernah punya pengalaman buruk dengan ditangkapnya presiden partai akibat terlibat korupsi. Saat itu, PKS menilai KPK berlaku sewenang-wenang dan telah merugikan partai. Selanjutnya *
Menurut Hifdzil dari seribuan lebih perubahan yang diajukan dalam DIM, Partai Keadilan Sejahtera merupakan yang paling banyak mengajukan. Dia menduga hal ini lantaran partai ingin melindungi sejumlah kadernya. “Ini adalah operasi terselubung melawan pemberantasan korupsi melalui konstitusi.”
Bila dillihat sejumlah perubahan yang diajukan PKS, Hifzil menilai ada upaya partai dakwah itu melindungi citra dan kepentingan kadernya. Sebelumnya PKS pernah punya pengalaman buruk dengan ditangkapnya presiden partai akibat terlibat korupsi. Saat itu, PKS menilai KPK berlaku sewenang-wenang dan telah merugikan partai. Selanjutnya *
Ruhut Tentang RUU KUHAP: Aku Dukung KPK!
Jakarta - KPK telah mengirim surat kepada pemerintah dan DPR meminta agar kedua RUU tersebut ditarik kembali dan pembahasannya ditunda hingga periode berikutnya. Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul setuju dengan sikap KPK dan tak masalah bila dicap berseberangan dengan pemerintah.
"Aku pendukung KPK. Ruhut kok berseberangan pemerintah? Boleh dong kalau aku pribadi. Aku bilang kalau sekarang momennya kurang tepat," kata Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014). Selanjutnya *
"Aku pendukung KPK. Ruhut kok berseberangan pemerintah? Boleh dong kalau aku pribadi. Aku bilang kalau sekarang momennya kurang tepat," kata Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014). Selanjutnya *
Tak Hanya di Jakarta, Pertamini Menjamur di Berbagai Wilayah
Jakarta - Penjual bensin eceran yang melabeli lapaknya dengan nama Pertamini tak hanya ada di Jakarta, tapi juga eksis daerah-daerah, dari Sumatera hingga Jawa Timur.
"Pertamini banyak saya jumpai di daerah Palembang, Muara Enim sampai Pendopo. Biasanya akan kita jumpai di daerah yang jauh dari SPBU. Mereka menggunakan wadah seperti tabung ukur, sayang saya tidak sempat saya foto," kata pembaca detikcom bernama Robert Lumbantoruan dalam surelnya kepada redaksi, Kamis (20/2/2014). Selanjutnya *
"Pertamini banyak saya jumpai di daerah Palembang, Muara Enim sampai Pendopo. Biasanya akan kita jumpai di daerah yang jauh dari SPBU. Mereka menggunakan wadah seperti tabung ukur, sayang saya tidak sempat saya foto," kata pembaca detikcom bernama Robert Lumbantoruan dalam surelnya kepada redaksi, Kamis (20/2/2014). Selanjutnya *
Label:
berbagai,
Jakarta,
Jawa Timur,
Menjamur,
Muara Enim,
Palembang,
Pendopo,
Pertamini,
Robert Lumbantoruan,
SPBU,
Sumatera,
tabung ukur,
wadah,
Wilayah
Pramono Anung: Jangankan Jokowi, Saya dan Mbak Mega Juga Sering Disadap
Jakarta - Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menyebut bahwa di kediaman Gubernur DKI Jakarta Jokowi ditemukan alat sadap. Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menyatakan bahwa dirinya pun sering merasa disadap.
"Jangankan Jokowi, saya setiap menelpon dengan Mbak Mega (Ketum PDIP) juga sering merasa disadap. Tadi pagi saya telpon Mbak Mega, saya bilang 'Mbak, jangan-jangan kita disadap', lalu Mbak Mega bilang 'disadap yo ben (biarkan)'. Jadi memang saya seringkali merasa disadap," ungkap Pramono di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014).
Namun demikian Pramono enggan menuding pihak yang melakukan penyadapan tersebut. Dia tak ingin berspekulasi bahwa penyadapan Jokowi, Mega, dan dirinya.
"Saya tidak mau berprasangka. Kita tak punya data mengenai siapa yang menyadap. Jangan menjadi persoalan yang dibesar-besarkan," imbuh politisi PDIP ini.
Pramono mengakui bahwa PDIP merupakan kekuatan politik yang besar saat ini. Sumber *
"Jangankan Jokowi, saya setiap menelpon dengan Mbak Mega (Ketum PDIP) juga sering merasa disadap. Tadi pagi saya telpon Mbak Mega, saya bilang 'Mbak, jangan-jangan kita disadap', lalu Mbak Mega bilang 'disadap yo ben (biarkan)'. Jadi memang saya seringkali merasa disadap," ungkap Pramono di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014).
Namun demikian Pramono enggan menuding pihak yang melakukan penyadapan tersebut. Dia tak ingin berspekulasi bahwa penyadapan Jokowi, Mega, dan dirinya.
"Saya tidak mau berprasangka. Kita tak punya data mengenai siapa yang menyadap. Jangan menjadi persoalan yang dibesar-besarkan," imbuh politisi PDIP ini.
Pramono mengakui bahwa PDIP merupakan kekuatan politik yang besar saat ini. Sumber *
Rabu, 19 Februari 2014
Google: Rp 11,7 Triliun untuk Energi Alternatif
Silicon Valey - Google rupanya benar-benar serius menggarap pemanfaatan teknologi yang bersumber dari angin dan matahari. Direktur Energi dan Kelestarian Google Rick Needham menyatakan perusahaannya berinvestasi sebesar US$ 1 miliar, atau sekitar Rp 11,7 triliun, untuk pengembangan energi alternatif.
"Investasi itu untuk mengerjakan 15 proyek yang menghasilkan energi sebesar dua gigawatt di seluruh dunia, jumlah terbanyak berada di Amerika Serikat," ujar Needham seperti dikutip CNBC, Selasa, 18 Februari 2014.
Dia mengatakan kini 34 persen kegiatan operasional Google bergantung pada energi terbarukan. Jika seluruh proses berjalan dengan tepat, maka secara statistik, energi dapat diperbarui hingga 100 persen. Selanjutnya *
"Investasi itu untuk mengerjakan 15 proyek yang menghasilkan energi sebesar dua gigawatt di seluruh dunia, jumlah terbanyak berada di Amerika Serikat," ujar Needham seperti dikutip CNBC, Selasa, 18 Februari 2014.
Dia mengatakan kini 34 persen kegiatan operasional Google bergantung pada energi terbarukan. Jika seluruh proses berjalan dengan tepat, maka secara statistik, energi dapat diperbarui hingga 100 persen. Selanjutnya *
Selasa, 18 Februari 2014
Klise: Yang Kaya Semakin Kaya Yang Miskin Semakin Miskin
Perekonomian Indonesia masih tumbuh cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir dengan kisaran 5%-6%. Sayangnya, pertumbuhan tinggi tak diimbangi pemerataan.
"Ketimpangan pendapatan semakin memburuk. Memang orang miskin dan kaya di Indonesia ini sama-sama tumbuh ekonominya. Pendapatannya naik. Tapi yang orang kaya itu naiknya lebih cepat dibandingkan yang miskin," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dodi Zulverdi di kantor pusat BI, Jakarta, Selasa (18/2/2014)
Dodi menilai hal ini memang merupakan dampak dari pemerataan ekonomi yang tidak maksimal. Sehingga ketimpangan pendapatannya semakin lebar.
"Ketimpangan pendapatan menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi," sebutnya.
Sementara itu dari sisi kemiskinan, memang ada penambahan dari segi jumlah di tahun 2013. Menurut Dodi ini bukan disebabkan oleh minimnya dampak dari ekonomi yang tumbuh tapi karena beberapa faktor seperti kenaikan harga BBM dan komoditas pangan.
"Pertumbuhan ekonomi itu sebenarnya berpengaruh untuk pengurangan kemiskinan. Memang jumlahnya naik tapi liat persentasenya kan turun setiap tahunnya. Kita juga harus lihat trennya kan. Kalau nambah banyak itu kan karena kemarin ada BBM dan pangan yang tiba-tiba naik," jelasnya.
Dodi menilai masalah ini perlu diatasi segera, dalam rangka pemerataan ekonomi di dalam negeri dan mengurangi ketimpangan pendapatan. Alasannya jika dibiarkan dampaknya akan semakin meluas ke arah sosial dan lainnya. Sumber *
"Ketimpangan pendapatan semakin memburuk. Memang orang miskin dan kaya di Indonesia ini sama-sama tumbuh ekonominya. Pendapatannya naik. Tapi yang orang kaya itu naiknya lebih cepat dibandingkan yang miskin," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dodi Zulverdi di kantor pusat BI, Jakarta, Selasa (18/2/2014)
Dodi menilai hal ini memang merupakan dampak dari pemerataan ekonomi yang tidak maksimal. Sehingga ketimpangan pendapatannya semakin lebar.
"Ketimpangan pendapatan menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi," sebutnya.
Sementara itu dari sisi kemiskinan, memang ada penambahan dari segi jumlah di tahun 2013. Menurut Dodi ini bukan disebabkan oleh minimnya dampak dari ekonomi yang tumbuh tapi karena beberapa faktor seperti kenaikan harga BBM dan komoditas pangan.
"Pertumbuhan ekonomi itu sebenarnya berpengaruh untuk pengurangan kemiskinan. Memang jumlahnya naik tapi liat persentasenya kan turun setiap tahunnya. Kita juga harus lihat trennya kan. Kalau nambah banyak itu kan karena kemarin ada BBM dan pangan yang tiba-tiba naik," jelasnya.
Dodi menilai masalah ini perlu diatasi segera, dalam rangka pemerataan ekonomi di dalam negeri dan mengurangi ketimpangan pendapatan. Alasannya jika dibiarkan dampaknya akan semakin meluas ke arah sosial dan lainnya. Sumber *
Label:
BBM,
Dodi Zulverdi,
Kenaikan,
Klise,
menghambat,
pangan,
pemerataan,
Pertumbuhan,
Semakin Kaya,
Semakin Miskin,
tidak maksimal,
Yang Kaya,
Yang Miskin
Langganan:
Postingan (Atom)