JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo serius menyatakan "perang" melawan preman di Pasar Tanah Abang. Dia mengaku sudah melapor terkait preman-preman pelindung PKL itu kepada Kapolda Metro Jaya.
"Preman-preman itu termasuk saya laporkan juga ke Kapolda," kata Jokowi seusai menjadi narasumber dalam sebuah diskusi bertema kepemimpinan nasional, di Mapolda Metro jaya, Kamis (25/7/2013).
Jokowi menyatakan, dia menargetkan penataan PKL tuntas seusai Idul Fitri. Dia mendesak Dinas Perhubungan DKI beserta Satpol PP terus melakukan upaya persuasif kepada para PKL. Selanjutnya *
Kamis, 25 Juli 2013
Akhirnya, PDI Perjuangan Pertimbangkan Jokowi sebagai Capres 2014
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo semakin meroket. Elektabilitasnya seakan tak terbendung dalam survei sejumlah lembaga. Elektabilitas Jokowi mengalahkan tokoh-tokoh politik yang sudah lebih dulu muncul, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Terakhir, survei Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menempatkan Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Selama ini, saat ditanya soal kemungkinan "mencapreskan" Jokowi, PDI Perjuangan selalu menyatakan bahwa Jokowi akan berkonsentrasi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga 2017.
Kini, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait Pilres 2014. Selanjutnya *
Terakhir, survei Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menempatkan Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Selama ini, saat ditanya soal kemungkinan "mencapreskan" Jokowi, PDI Perjuangan selalu menyatakan bahwa Jokowi akan berkonsentrasi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga 2017.
Kini, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait Pilres 2014. Selanjutnya *
Pengacara yang Ditangkap KPK Diduga Terkait Kasus Irjen Djoko
Jakarta - KPK melakukan operasi tangkap tangan. Kali ini yang ditangkap seorang anak buah pengacara terkenal yang juga pengacara. Diduga pengacara itu hendak melakukan suap.
"Terkait Irjen DS," bisik penegak hukum yang tak mau disebutkan namanya, Kamis (24/7/2013).
Penangkapan dilakukan siang ini. Diduga sang pengacara itu hendak mempengaruhi jalannya persidangan. Belum diketahui persis suap apa yang dilakukan dan berapa nilainya. Kabarnya juga terkait dengan pencabutan BAP yang dilakukan saksi-saksi.
Sementara itu Jubir KPK Johan Budi membenarkan adanya operasi penangkapan. Namun belum mengetahui siapa pihak yang ditangkap.
"Informasinya ada operasi. Tapi saya belum tahu detail," kata Johan.
Sampai berita ini diturunkan belum ada keterangan dari tim pengacara Djoko. Sumber *
"Terkait Irjen DS," bisik penegak hukum yang tak mau disebutkan namanya, Kamis (24/7/2013).
Penangkapan dilakukan siang ini. Diduga sang pengacara itu hendak mempengaruhi jalannya persidangan. Belum diketahui persis suap apa yang dilakukan dan berapa nilainya. Kabarnya juga terkait dengan pencabutan BAP yang dilakukan saksi-saksi.
Sementara itu Jubir KPK Johan Budi membenarkan adanya operasi penangkapan. Namun belum mengetahui siapa pihak yang ditangkap.
"Informasinya ada operasi. Tapi saya belum tahu detail," kata Johan.
Sampai berita ini diturunkan belum ada keterangan dari tim pengacara Djoko. Sumber *
Pendapatan Fantastis, Pengemis Musiman Dari 'Kampung Pengemis' Menjadi Jutawan
Jakarta - Siang begitu terik di kelurahan Klender, kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Aktivitas warga normal di sepanjang kawasan pertokoan mebel sehingga tak memperlihatkan fenomena sosial yang kerap terjadi di bulan Ramadan, yakni pengemis musiman. Ada 4 RW (rukun warga) di Klender yang mendapat julukan 'Kampung Pengemis'.
"Kampung pengemis itu adanya di Kebon Singkong mas, masuknya dari jalan Pertanian,” kata seorang petugas parkir kepada detikcom di Jalan Pahlawan Revolusi, Jakarta Timur Kamis (25/7). Jalan Pertanian merupakan sebuah gang yang terdapat di Jalan Pahlawan Revolusi, Klender Jakarta Timur. Dari gang tersebut, letak 'kampung pengemis', masuk ke dalam lagi hingga bertemu SD Negeri 01 Klender.
Syafruddin, salah satu pengurus Musholla Al-Hidayah di wilayah tersebut mengatakan 'Kampung Pengemis' banyak dihuni pendatang dari Indramayu, Cirebon, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa di antaranya datang hanya saat bulan Ramadan. "Kalau bulan puasa gini mereka datang pakai truk, di sini 'ngantornya' ya 'ngemis' itu," kata Syafruddin. Selanjutnya *
"Kampung pengemis itu adanya di Kebon Singkong mas, masuknya dari jalan Pertanian,” kata seorang petugas parkir kepada detikcom di Jalan Pahlawan Revolusi, Jakarta Timur Kamis (25/7). Jalan Pertanian merupakan sebuah gang yang terdapat di Jalan Pahlawan Revolusi, Klender Jakarta Timur. Dari gang tersebut, letak 'kampung pengemis', masuk ke dalam lagi hingga bertemu SD Negeri 01 Klender.
Syafruddin, salah satu pengurus Musholla Al-Hidayah di wilayah tersebut mengatakan 'Kampung Pengemis' banyak dihuni pendatang dari Indramayu, Cirebon, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa di antaranya datang hanya saat bulan Ramadan. "Kalau bulan puasa gini mereka datang pakai truk, di sini 'ngantornya' ya 'ngemis' itu," kata Syafruddin. Selanjutnya *
Perwira Polisi Tewas Terjun Bersama Tersangka ke Jurang, Keluarga Shock
Semarang - AKP Yahya R Lihu yang tewas bersama tersangka kasus penipuan di Magelang sempat dilarang bertugas oleh keluarga. Namun ia tetap nekat. Keluarga shock atas kematian perwira polisi yang menjabat sebagai Panit Jatanras Polda Jateng itu.
Anak kedua Yahya, Excel Galang Lihu (20), mengaku terakhir bertemu, Rabu (25/7) sekitar pukul 19.00 WIB. "Cerita mau tugas, saya sempat melarang," kata Galang di rumah duka, Jl Mulawarman C6, Banyumanik, Semarang.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TPU Trunojoyo yang letaknya tidak jauh dari rumah duka.
Yahya jatuh ke jurang di Desa Petung, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Kamis (25/7) sekitar pukul 02.00 WIB. Saat kejadian, ia membawa tersangka kasus penipuan, Muhyaroh, untuk pengusutan kasus. Untuk mencegah tersangka melarikan diri, Yahya membelitkan tangan ke lengan tersangka. Tersangka tiba-tiba berusaha kabur dengan meloncat ke jurang. Karena tangan masih bertautan, Yahya ikut terjatuh ke jurang. Selanjutnya *
Anak kedua Yahya, Excel Galang Lihu (20), mengaku terakhir bertemu, Rabu (25/7) sekitar pukul 19.00 WIB. "Cerita mau tugas, saya sempat melarang," kata Galang di rumah duka, Jl Mulawarman C6, Banyumanik, Semarang.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TPU Trunojoyo yang letaknya tidak jauh dari rumah duka.
Yahya jatuh ke jurang di Desa Petung, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Kamis (25/7) sekitar pukul 02.00 WIB. Saat kejadian, ia membawa tersangka kasus penipuan, Muhyaroh, untuk pengusutan kasus. Untuk mencegah tersangka melarikan diri, Yahya membelitkan tangan ke lengan tersangka. Tersangka tiba-tiba berusaha kabur dengan meloncat ke jurang. Karena tangan masih bertautan, Yahya ikut terjatuh ke jurang. Selanjutnya *
Pengacara Khofifah-Herman Menduga KPU Jatim Terima Rp 3 Miliar
Jakarta - Pasangan cagub Khofifah-Herman yang gagal maju dalam Pilgub Jatim, melaporkan dugaan pelanggaran kode etik komisioner KPU Jawa Timur ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Khofifah-Herman menduga ada indikasi suap kepada ketua KPU Jawa Timur Andry Dewanto Ahmad.
"Ada indikasi suap dengan adanya pernyataan Teradu IV (komisioner KPU Jatim) yang menyatakan ada penyuapan kepada ketua KPU sebesar Rp 3 miliar," kata kuasa hukum pasangan Khofifah-Herman, Otto Hasibuan.
Hal itu disampaikan dalam pemaparan laporan dugaan pelanggaran etik komisioner KPU Jatim dalam sidang DKPP di Gedung DKPP, Jalan MH Thamrin, Jakpus, Kamis (25/7/2013). Selanjutnya *
"Ada indikasi suap dengan adanya pernyataan Teradu IV (komisioner KPU Jatim) yang menyatakan ada penyuapan kepada ketua KPU sebesar Rp 3 miliar," kata kuasa hukum pasangan Khofifah-Herman, Otto Hasibuan.
Hal itu disampaikan dalam pemaparan laporan dugaan pelanggaran etik komisioner KPU Jatim dalam sidang DKPP di Gedung DKPP, Jalan MH Thamrin, Jakpus, Kamis (25/7/2013). Selanjutnya *
Presidential Threshold Tidak Tepat Digunakan di Indonesia
JAKARTA - Pengamat politik Burhanuddin Mustang menyebut penerapan Presidential Threshold tidak lazim digunakan di negara yang menganut sistem presidensial, apalagi dengan angka mencapai 20 persen suara dari hasil pemilu legislatif.
"Presidential threshold di negara presidensial itu aneh dan tidak lazim, tidak ada referensinya. Harusnya silakan saja siapapun yang mau daftar, nanti yang menentukan pemilih," ujar Burhan dalam diskusi "UU Pilpres dan Presiden Pilihan Rakyat" di Kantor Prodem, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2013).
Lebih lanjut, Direktur eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) ini menjelaskan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena sejak awal sudah terjadi salah kaprah pada saat penyusunan UU parpol dan Pemilu.
"Ada salah kaprah yang terlanjur dan diulang-ulang. Kita selalu melakukan pembahasan parpol lebih dulu ketimbang pemilu. Saya beberapa kali diundang saat pembahasan, saya selalu ingatkan kalau terus berulang akan terjadi keganjilan yang sama," tuturnya. Selanjutnya *
"Presidential threshold di negara presidensial itu aneh dan tidak lazim, tidak ada referensinya. Harusnya silakan saja siapapun yang mau daftar, nanti yang menentukan pemilih," ujar Burhan dalam diskusi "UU Pilpres dan Presiden Pilihan Rakyat" di Kantor Prodem, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2013).
Lebih lanjut, Direktur eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) ini menjelaskan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena sejak awal sudah terjadi salah kaprah pada saat penyusunan UU parpol dan Pemilu.
"Ada salah kaprah yang terlanjur dan diulang-ulang. Kita selalu melakukan pembahasan parpol lebih dulu ketimbang pemilu. Saya beberapa kali diundang saat pembahasan, saya selalu ingatkan kalau terus berulang akan terjadi keganjilan yang sama," tuturnya. Selanjutnya *
Langganan:
Postingan (Atom)