Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah belajar berbicara dengan lebih halus. Selama ini dia dikenal sebagai pejabat yang selau bicara blak-blakan dan ceplas-ceplos. Namun gaya komunikasinya itu belakangan mengundang kritik dari kelompok Masyarakat Peduli MRT dan pedagang kaki lima Tanah Abang.
"kemarin kan sudah diperingatkan supaya ngomong lebih halus, jadi kalau mau bilang pecat istilahnya disekolahkan, rotasi pejabat istilahnya penyegaran," ujar Basuki sambil tertawa, Selasa, 30 Juli 2013.
Menurut dia, masyarakat Indonesia lebih senang dengan kata-kata bersayap semacam itu. "Disekolahkan bisa saja dikirim ke cipinang," kata pria yang akrab disapa Ahok itu. Selanjutnya *
Kamis, 01 Agustus 2013
Setelah ke LBH, buruh yang dipecat karena salat lapor KontraS
Lami, buruh di perusahaan Korea cekcok sang Direktur, Mr Hary Kim soal salat. Akhirnya, Lami dipecat oleh perusahaan. Setelah ke LBH Jakarta, hari ini Lami mengadu keKomisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
"Saya mau salat, cuma karena waktu istirahat sedikit dan mushala jauh, jadi saya di ruang detektor di dalam pabrik," ujar Lami di kantor KontraS, Selasa (30/7).
Selanjutnya, Hary membentak dan ingin memukul Lami karena salat di ruang detektor. Lami berupaya menjelaskan namun tidak digubris sama sekali. "Akhirnya saya teriak di podium kalau saya dilarang salat," katanya. Selanjutnya *
"Saya mau salat, cuma karena waktu istirahat sedikit dan mushala jauh, jadi saya di ruang detektor di dalam pabrik," ujar Lami di kantor KontraS, Selasa (30/7).
Selanjutnya, Hary membentak dan ingin memukul Lami karena salat di ruang detektor. Lami berupaya menjelaskan namun tidak digubris sama sekali. "Akhirnya saya teriak di podium kalau saya dilarang salat," katanya. Selanjutnya *
MUI: Konsumerisme Umat Islam Jelang Lebaran Wajar
Jakarta (Antara) - Ketua Majelis Ulama Indonesia Slamet Effendi Yusuf menilai sikap konsumerisme umat Islam menjelang hari raya Lebaran merupakan hal yang wajar, karena dianggap sebagai budaya yang berkaitan dengan ibadah.
"Saya memandang perilaku umat Islam yang seperti ini masih wajar, karena sekonsumerismenya mereka itu tidak seberapa dibandingkan orang lain yang membeli rumah di luar negeri. Jadi itu adalah perilaku budaya yang biasa," kata Slamet Effendi Yusuf di Jakarta, Selasa.
"Saya memandang perilaku umat Islam yang seperti ini masih wajar, karena sekonsumerismenya mereka itu tidak seberapa dibandingkan orang lain yang membeli rumah di luar negeri. Jadi itu adalah perilaku budaya yang biasa," kata Slamet Effendi Yusuf di Jakarta, Selasa.
Label:
budaya,
dikhawatirkan,
ibadah,
inflasi,
Islam,
Jelang,
kenaikan bbm,
Konsumerisme,
Lebaran,
luar negeri,
MUI,
perencanaan,
rumah,
sekonsumerismenya,
Slamet Effendi Yusuf,
strategi,
umat,
Wajar
Rabu, 31 Juli 2013
Kehebatan Gus Dur Memprediksi Masa Depan
Mantan orang No. 1 yang akrab disapa Gus Dur itu meninggalkan kita pada 30 Desember 2009. Ia kembali ke bumi pertiwi, tempat nenek moyangnya pada sekitar 1700-an menjejakkan kaki di Jombang, Jawa Timur.
Salah satu citra Gus Dur yang tak mudah lekang dari ingatan ialah tindakannya yang kerap out of the box. Lawatan ke luar negeri pertama dilakukannya bukan ke Amerika Serikat atau Eropa, tetapi justru ke Republik Rakyat China (RRC). Ini tidak biasa, sebab biasanya presiden negara berkembang melawat ke negara adidaya, membangun persekutuan.
Banyak orang mencibir tindakannya waktu itu (1999) karena dianggap nyleneh. Ketika konferensi pers pertama usai terpilih jadi presiden, Gus Dur menjelaskan latar dan alasannya mengunjungi China. "RRC negara besar dan sangat potensial dari segi ekonomi. Jadi, kita justru rugi tidak berhubungan dengan China," tegasnya.
Dalam konferensi itu pula, seorang wartawan istana sempat nyeletuk, dengan membeberkan sejarah diplomasi RI-RRC yang tidak begitu mulus sejak 1965. Gara-garanya, Peking (sekarang Beijing) diduga kuat oleh pemerintah Orba terlibat dalam G-30-S/PKI, terutama karena menyuplai senjata untuk membantu pemberontakan PKI waktu itu.
Lagi-lagi, Gus Dur menepis, keterlibatan RRC itu hanya sebatas asumsi, belum tentu benar. Berdasarkan alasan rasional sebagaimana yang dikemukakannya, Gus Dur justru balik bertanya, "Kalau kini saya membuka kembali hubungan dengan China, mengapa tidak boleh?"
Gus Dur tetap Gus Dur, sulit dibaca dan ditebak. Ia kokoh dalam pendirian dan terus ngotot pada keyakinan yang dianggap benar. Selanjutnya *
Salah satu citra Gus Dur yang tak mudah lekang dari ingatan ialah tindakannya yang kerap out of the box. Lawatan ke luar negeri pertama dilakukannya bukan ke Amerika Serikat atau Eropa, tetapi justru ke Republik Rakyat China (RRC). Ini tidak biasa, sebab biasanya presiden negara berkembang melawat ke negara adidaya, membangun persekutuan.
Banyak orang mencibir tindakannya waktu itu (1999) karena dianggap nyleneh. Ketika konferensi pers pertama usai terpilih jadi presiden, Gus Dur menjelaskan latar dan alasannya mengunjungi China. "RRC negara besar dan sangat potensial dari segi ekonomi. Jadi, kita justru rugi tidak berhubungan dengan China," tegasnya.
Dalam konferensi itu pula, seorang wartawan istana sempat nyeletuk, dengan membeberkan sejarah diplomasi RI-RRC yang tidak begitu mulus sejak 1965. Gara-garanya, Peking (sekarang Beijing) diduga kuat oleh pemerintah Orba terlibat dalam G-30-S/PKI, terutama karena menyuplai senjata untuk membantu pemberontakan PKI waktu itu.
Lagi-lagi, Gus Dur menepis, keterlibatan RRC itu hanya sebatas asumsi, belum tentu benar. Berdasarkan alasan rasional sebagaimana yang dikemukakannya, Gus Dur justru balik bertanya, "Kalau kini saya membuka kembali hubungan dengan China, mengapa tidak boleh?"
Gus Dur tetap Gus Dur, sulit dibaca dan ditebak. Ia kokoh dalam pendirian dan terus ngotot pada keyakinan yang dianggap benar. Selanjutnya *
Label:
Amerika Serikat,
asumsi,
ekonomi,
G-30-S/PKI,
Gus Dur,
Jombang,
justru rugi,
Kehebatan,
kokoh dalam pendirian,
Lawatan ke luar negeri,
mantan,
Masa Depan,
Memprediksi,
mencibir,
nyleneh,
out of the box,
Presiden,
RRC
Begini Dukun Jagal Bunuh Korban
Magelang: Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Dwi Priyatno mengatakan Muhyaro membunuh korbannya dengan menutup mata mereka dengan sajen di depan matanya. Muhyaro kemudian memukul korban dari belakang.
Irjen Dwi Prayitno mengaku tengah menyelidiki secara intensif saksi-saksi dalam kasus penggandaan uang yang dilakukan oleh dukun lereng Sumbing, Muhyaro (41). "Ada lebih dari 5 saksi yang tengah kami selidiki, namun belum bisa kami tahan karena bukti permulaan belum cukup," kata Inspektur Jenderal Dwi Priyatno di Magelang, Selasa, 30 Juli 2013.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi ditemukan alat bukti berupa uang dari perantara. Ia mengatakan kasus ini murni didasari motif ekonomi. "Korban membawa uang cukup banyak,” kata dia. "Dari Rp 1juta menjadi Rp10 juta, Rp10 juta menjadi Rp100juta." Selanjutnya *
Irjen Dwi Prayitno mengaku tengah menyelidiki secara intensif saksi-saksi dalam kasus penggandaan uang yang dilakukan oleh dukun lereng Sumbing, Muhyaro (41). "Ada lebih dari 5 saksi yang tengah kami selidiki, namun belum bisa kami tahan karena bukti permulaan belum cukup," kata Inspektur Jenderal Dwi Priyatno di Magelang, Selasa, 30 Juli 2013.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi ditemukan alat bukti berupa uang dari perantara. Ia mengatakan kasus ini murni didasari motif ekonomi. "Korban membawa uang cukup banyak,” kata dia. "Dari Rp 1juta menjadi Rp10 juta, Rp10 juta menjadi Rp100juta." Selanjutnya *
Label:
alat bukti,
belakang,
Bunuh,
Dukun,
Dwi Priyatno,
jagal,
Kepala Polda Jawa Tengah,
korban,
memukul,
menutup mata,
motif ekonomi,
sajen,
saksi,
uang
Cak Ali: Kembalikan Kedaulatan Energi Nasional
JAKARTA - Indonesia adalah lumbung energi, sayangnya penguasaan sumber daya energi belum sepenuhnya berada di tangan negara, karena hal itu kemandirian energi nasional masih belum juga terwujud.
"Masyarakat belum bisa menikmati kemakmuran dari kekayaan sumber daya alam yang kita miliki," ujar anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa pada diskusi Membangun Paradigma Baru Kemandirian Energi oleh Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Cikini, Rabu (31/07/2013).
Cak Ali, panggilan akrabnya, menilai penyebab kemandirian energi belum terwujud adalah terlalu dominannya perusahaan asing dalam mengelola sumber daya alam kita. Asing menguasai 70% pertambangan migas, 75% tambang batu bara, bauksit, nikel, dan timah; 85% tambang tembaga dan emas; serta 50% perkebunan sawit.
"Ironisnya, Pertamina, BUMN Migas kita hanya menguasai tujuh belas persen produksi dan cadangan migas nasional. Sementara itu, tiga belas persen sisanya adalah share perusahaan-perusahaan swasta nasional," ungkapnya. Selanjutnnya *
"Masyarakat belum bisa menikmati kemakmuran dari kekayaan sumber daya alam yang kita miliki," ujar anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa pada diskusi Membangun Paradigma Baru Kemandirian Energi oleh Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Cikini, Rabu (31/07/2013).
Cak Ali, panggilan akrabnya, menilai penyebab kemandirian energi belum terwujud adalah terlalu dominannya perusahaan asing dalam mengelola sumber daya alam kita. Asing menguasai 70% pertambangan migas, 75% tambang batu bara, bauksit, nikel, dan timah; 85% tambang tembaga dan emas; serta 50% perkebunan sawit.
"Ironisnya, Pertamina, BUMN Migas kita hanya menguasai tujuh belas persen produksi dan cadangan migas nasional. Sementara itu, tiga belas persen sisanya adalah share perusahaan-perusahaan swasta nasional," ungkapnya. Selanjutnnya *
Label:
Ali Masykur Musa,
Badan Pemeriksa Keuangan,
BUMN,
Cak Ali,
dominan,
Energi,
kedaulatan,
kemandirian,
Kembalikan,
KMI,
lumbung energi,
Migas,
nasional,
Pertamina,
perusahaan asing,
Terlalu,
terwujud
Membuka Siapa Sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama / Ahok
Basuki Tjahaja Purnama semakin banyak diberitakan baik di media maupun dari mulut ke mulut. Hal ini terjadi semenjak beliau menjadi wakil dari calon gubernur Joko Widodo/ Jokowi. Untuk itu inilah sekilas mengenai siapa sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama yang biasa di panggil Ahok itu?
Akhir2 ini 3 hal yg menjadi black campaign adalah dia tionghoa, kristen, dan liberal. Untuk menjelaskan hal ini, sangat penting untuk menjelaskan trackrecord @basuki_btp. @basuki_btp dilahirkan 46 thn lalu, anak tertua dari keluarga Kim Nam, keluarga Tionghoa yg termasyhur namanya di pulau Belitung karena dermawan. Kim Nam adalah tokoh masyarakat Belitung. Pembela masyarakat miskin,bahkan mau berhutang pada org lain, untuk memberi uang pada orang susah. Kim Nam adalah nama Panggilan ayah Basuki, selayaknya Basuki dipanggil Ahok. Nama lengkapnya adalah Indera Tjahaja Purnama. Beliau sudah meninggal dunia.
Basuki dibesarkan dengan keras, dididik agar bisa kemudian berguna bagi masyarakat belitung, tidak boleh sombong, inilah yang diajarkan Kim Nam. Basuki diwajibkan untuk selalu bersalaman dengan yg tua. Meski mereka kondisinya lebih berada di banding yang lain, basuki harus bisa bergaul dengan teman-temannya. @basuki_btp tidak dididik sebagai orang Tionghoa, tapi sebagai anak indonesia dari Kampung Manggar. Kim Nam selalu tegaskan itu padanya.
Basuki tumbuh menjadi anak yang selalu ingin tahu. Temannya semuanya anak-anak melayu dan dia bersekolah di SD negeri di desa laskar pelangi. Meski membaur, bukan berarti @basuki_btp bisa lepas dari tindakan diskriminasi karena dia adalah minoritas. Hal seperti ini tetap sering terjadi. Ketika SD, Basuki pernah dilarang menjadi penggerek bendera di sekolah ketika upacara karena warna kulitnya. Basuki kecewa, dia mengadukan hal tersebut pada ayahnya. Ayahnya, menyuruh basuki bersabar. saatnya akan tiba ketika orang terima kita, kata ayahnya. Basuki dilarang untuk berkecil hati, menurut ayahnya Basukiharus tetap berusaha terus. Tak boleh dendam. Selanjutnya *
Akhir2 ini 3 hal yg menjadi black campaign adalah dia tionghoa, kristen, dan liberal. Untuk menjelaskan hal ini, sangat penting untuk menjelaskan trackrecord @basuki_btp. @basuki_btp dilahirkan 46 thn lalu, anak tertua dari keluarga Kim Nam, keluarga Tionghoa yg termasyhur namanya di pulau Belitung karena dermawan. Kim Nam adalah tokoh masyarakat Belitung. Pembela masyarakat miskin,bahkan mau berhutang pada org lain, untuk memberi uang pada orang susah. Kim Nam adalah nama Panggilan ayah Basuki, selayaknya Basuki dipanggil Ahok. Nama lengkapnya adalah Indera Tjahaja Purnama. Beliau sudah meninggal dunia.
Basuki dibesarkan dengan keras, dididik agar bisa kemudian berguna bagi masyarakat belitung, tidak boleh sombong, inilah yang diajarkan Kim Nam. Basuki diwajibkan untuk selalu bersalaman dengan yg tua. Meski mereka kondisinya lebih berada di banding yang lain, basuki harus bisa bergaul dengan teman-temannya. @basuki_btp tidak dididik sebagai orang Tionghoa, tapi sebagai anak indonesia dari Kampung Manggar. Kim Nam selalu tegaskan itu padanya.
Basuki tumbuh menjadi anak yang selalu ingin tahu. Temannya semuanya anak-anak melayu dan dia bersekolah di SD negeri di desa laskar pelangi. Meski membaur, bukan berarti @basuki_btp bisa lepas dari tindakan diskriminasi karena dia adalah minoritas. Hal seperti ini tetap sering terjadi. Ketika SD, Basuki pernah dilarang menjadi penggerek bendera di sekolah ketika upacara karena warna kulitnya. Basuki kecewa, dia mengadukan hal tersebut pada ayahnya. Ayahnya, menyuruh basuki bersabar. saatnya akan tiba ketika orang terima kita, kata ayahnya. Basuki dilarang untuk berkecil hati, menurut ayahnya Basukiharus tetap berusaha terus. Tak boleh dendam. Selanjutnya *
Label:
Ahok,
Basuki Tjahaja Purnama,
Belitung,
black campaign,
dermawan,
Kampung Manggar,
Kim Nam,
Kristen,
liberal,
Membuka,
pulau,
Sebenarnya,
selalu ingin tahu,
Siapa,
sombong,
tionghoa
Langganan:
Postingan (Atom)