Kamis, 28 Februari 2013

Java Jazz Sudah Jadi Event Dunia

Memasuki usia ke sembilan, gelaran Java Jazz Festival 2013 terus mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Event musik jazz tahunan berskala internasional ini memang sangat dinanti oleh masyarakat jazz tanah air, bahkan luar negeri.

"Saya bisa merasakan tiap orang memberikan kontribusinya di event ini," ucap Paul Dankmeyer, Program Director Java Festival Production (JFP) saat konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (27/2).

Pihak Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui wakil menteri Sapta Nugraha bahwa pihaknya merupakan salah satu pendukung kegiatan ini.

"Kami sangat mendukung kegiatan ini, Java Jazz udah milik dunia. Promosi bukan di bidang seni, tapi juga menyatakan bahwa ini negara besar dan aman. Kami juga mendukung kehadiran bintang tamu. Jazz cepat berkolaborasi dengan musik lokal," lanjut Sapta.

Ditambahkan Dewi Gontha, Presiden Director JFP bahwa sejumlah 70 artis internasional akan menunjukkan kebolehannya di gelaran ini.

"Ada 70 artis internasional, udah ada beberapa aktifitas juga dari artis asing yang udah datang. Ada Java Jazz On The Move untuk mendukung acara ini, sampai hari Jumat besok," imbuh Dewi.

Winai, Cucu KH Amad Dahlan yang Jadi 'Sang Pencerah' Bagi Muslim Thailand

Kisah hidup pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan diangkat ke layar lebar dalam film besutan Hanung Bramantyo berjudul 'Sang Pencerah', merujuk pada jasa besar sosok salah satu pahlawan nasional itu. Dan ternyata cucu Ahmad Dahlan, Winai Dahlan juga memiliki peran yang begitu besar bagi muslim Thailand, khususnya dalam teknologi produk halal.

Muslim di Thailand merupakan minoritas. Di tengah banyaknya zat-zat haram yang menjadi campuran bahan mentah di Thailand, Winai yang merupakan profesor dalam bidang ilmu kesehatan pada tahun 1995 menggagas penelitian untuk menelaah kandungan zat-zat yang meragukan dalam bahan makanan yang ada di Thailand.

Program penelitiannnya yang dilakukan di salah satu laboratorium kecil di Universitas Chulalongkorn -- Universitas Tertua di Thailand-- itu sukses dan diberi nama The Halal Science Center. Perlahan namun pasti, lembaga ini berhasil mengembangkan teknologi produk halal yang memaksa negara tetangga untuk menoleh kepada mereka.

Salah satu contohnya kesuksesannya, The Halal Science Center menerapkan aplikasi scaning barcode, yang bisa dilakukan warga menggunakan tablet ataupun smartphone. Jadi, pihak The Halal Science Center menyediakan software gratis untuk pemindaian label yang bisa didownload oleh siapapun.

Setelah dilakukan pemindaian, maka nanti di gadget akan muncul profil dari makanan terkait. Mulai dari siapa produsennya, batas akhir waktu konsumsi dan tentunya kepastian kehalalannya. Dengan teknologi ini, maka menutup ruang terjadinya penipuan.

Pada tahun 2006, Malaysia langsung melalui perdana menterinya Abdullah Ahmad Badawi memberi anugrah 'Best Innovation in Halal Industry' kepada The Halal Science Center. Pada tahun 2009, penghargaan serupa didapatkan dari Filipina. Lalu di 2011, Malaysia kembali memberi penghargaan dengan titel Halal Research Summit.

Tak hanya negara tetangga yang melemparkan pujian dan penghargaan kepada Winai dan lembaga yang dipimpinnya. Kerajaan Thailand pada 2009 memberikan penghargaan kepada Winai atas jasanya mengembangkan produk halal yang terbukti sangat membantu kaum muslim di Thailand, dalam memberikan rasa aman atas apa yang mereka konsumsi.

"Di negara muslim yang jumlahnya besar seperti milik Anda (Indonesia), akan merasa sangat aman soal perkara halal dan haram. Namun bagi kami yang tinggal di negara non muslim, kami harus sangat hati-hati," ujar Winai kepada wartawan dari Indonesia di Chulalongkorn, Bangkok ini.

Winai tampak begitu antusias menyambut rombingan wartawan dari Indonesia. Maklum saja, meski dia merupakan warga negara Thailand, darah yang mengalir di tubuhnya 100 persen Indonesia. Ayahnya, Irfan Dahlan anak Keempat dari Ahmad Dahlan merupakan seorang Jawa, begitu juga pula ibunya, seorang warga Thailand muslim dari perkampungan Jawa di negeri itu.

"Ayahnya saya dari Indonesia, dari Kauman (Yogyakarta). Ibu saya merupakan anak dari imam yang ada di masjid kampung jawa," ujar Winai yang tidak berbahasa Indonesia itu.

Winai pun menceritakan mengapa ada keturunan Ahmad Dahlan yang bisa 'terdampar' di Thailand. Ayahnya, Irfan Dahlan, dikirim belajar ke luar negeri tepatnya di Pakistan pada tahun 1924. Sepulang belajar dari Pakistan pada 1933, Irfan tidak dapat masuk ke Indonesia karena situasi politik yang tidak memungkinkan. Sebab, saat itu Lautan Hindia menjadi medan tempur Perang Dunia II antara sekutu dan Jepang.

Irfan adalah anak KH Ahmad Dahlan dengan Siti Walidah yang dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri pergerakan Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH Ahmad Dahlan mempunyai enam orang anak. Yaitu, Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah.

"Ayah saya memutuskan untuk tinggal di Thailand. Kenapa Thailand, karena di sini banyak warga Indonesia yang bermukim di sini dan bernasib sama,’’ kata Winai mengenang cerita dari ayahnya.

Situasi politik yang tidak stabil pada saat itu, membuat Irfan Dahlan tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Akhirnya, Irfan memutuskan untuk benar-benar menetap di Thailand. "Ayah saya tak sempat lagi untuk tinggal di Indonesia. Sejak pergi ke Pakistan, dia baru sekali diberi kesempatan pulang. Dia meninggal di sini," ujar Winai.

Meski merupakan keturunan langsung dari Ahmad Dahlan, Winai bukan seorang kader Muhammadiyah. Meski begitu dia mengaku cukup kagum dengan amal usaha Muhammadiyah. Dia mendapatkan pengetahuan tentang Muhammadiyah dari sejumlah buku. "Dan terakhir, film sang pencerah. Film itu menyadarkan saya mengenai betapa hebatnya upaya mendirikan Muhamadiyah," ujarnya.

Meski terpisah jarak dan status kewarganegaraan, Winai tetap menjalin hubungan dengan keluarga besar keturunan Ahmad Dahlan di Indonesia, terutama di Yogyakarta. Pria berusia 60 tahun ini sudah beberapa kali pulang ke Kauman untuk bertemu dengan sepupu dan kerabat lain.

"Ketika beberapa tahun lalu pihak keluarga memutuskan untuk mewakafkan rumah di Kauman untuk Muhammadiyah, saya juga diajak berembug," tutur pria yang masih bisa menyanyikan lagu 'Naik Kereta Api' ini.

Selasa, 26 Februari 2013

Nyalon Jadi Bupati, Limbad Minta Tak Dikaitkan dengan Kasus Mertua

Di tengah pengumuman dirinya yang akan mencalonkan diri sebagai Bupati Tegal, Limbad kini juga masih tersandung kasus tuduhan zina oleh istri pertamanya.

Magician yang identik dengan warna serba hitam itu juga terbelit kasus lain. Sang mertua, Bunyana Sofa masih mendekam di Polres Tangerang karena tuduhan pemerasan.

Namun Limbad meminta masyarakat untuk tak menyangkutpautkan masalah tersebut dengan langkahnya maju ke dunia politik. Hal itu dikatakannya saat ditemui di Studio RCTI, Jakarta Barat, Selasa (26/2/2013).

"Itu jangan disangkutpautkan dengan saya ya karena profesinya berbeda, apapun itu beliau itu ibu mertua saya, tetap saya dukung. Tetap saya support bagaimana caranya itu saya harus bisa keluar dengan yang saya bisa," paparnya.

Selain itu, Limbad juga yakin masyarakat bisa secara objektif memandang dua hal tersebut. Karenanya, tak terbesit keraguan di benak Limbad untuk pencalonan dirinya itu.

Limbad akan mencalonkan diri bersama Partai Hanura dalam waktu dekat ini. Ia juga mengaku langkahnya didukung penuh oleh partai yang mengusungnya itu.

TNI Tuntut Anggota Komnas HAM Minta Maaf Terkait Ucapan 'Tidur & Nongkrong'

Mabes TNI bereaksi cukup keras menanggapi pernyataan Ketua Bidang Pemantauan dan Pelanggaran HAM Komnas HAM Natalius Pigai tentang aktivitas prajurit di Papua. Permintaan maaf secara nasional pun diminta karena dianggap sudah menyakiti keluarga korban.

"Kita meminta dia minta maaf secara nasional ke seluruh media. Minta maaf lewat media dari Sabang sampai Merauke," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (26/2/2013).

Iskandar menyampaikan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengecam pernyataan Natalius. Penyataan Natalius disebut sebagai tidak berdasar fakta dan tidak pada tempatnya.

"Kasihan kaum ibu-ibu yang suaminya berkorban. Kenapa mereka membuat pernyataan tanpa klarifikasi terlebih dahulu," sesal Iskandar.

Menurut Iskandar, prajurit TNI telah berjasa menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Tak semestinya seorang anak bangsa merendahkan kerja keras TNI. Iskandar mengungkapkan, Natalius juga menyebut anggota TNI yang tewas saat kejadian sedang dalam keadaan lalai bertugas.

"Sangat ironis apabila prajurit TNI dikatakan hanya tidur dan nongkrong. Itu tidak sesuai fakta yang ada," tepis Iskandar.

Sebelumnya diberitakan, Natalius menyampaikan pendapatnya dalam diskusi 'DPRD Papua Desak Dialog Jakarta-Papua Dilaksanakan' di Gedung DPR,Jumat (22/2/2013). Dirinya berkata bahwa tragedi yang menewaskan delapan anggota TNI di Papua tidak melanggar HAM.

Dia juga mengatakan, ketidaksiagaan TNI menjadi salah satu penyebab insiden penembakan anggota TNI oleh kelompok pengacau keamanan. Jumlah anggota TNI di Papua mencapai 16.000 orang, dan 200 di antaranya anggota intelijen. Sementara anggota kelompok separatis di Papua diperkirakan mencapai 1.000 orang.

"Jadi sisanya pada tidur dan nongkrong. Wajar ditembak," ujar Natalius.

Sumber: *

Senin, 25 Februari 2013

Ahok: DKI Akan Jadi Percontohan BPJS

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Jakarta akan dijadikan proyek percontohan penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di seluruh Indonesia. Untuk percontohan ini, Pembrov DKI akan menandatangani nota kesepahaman.

"Nanti mau tanda tanggan tanggal 1 Maret. Teknisnya kami ikuti seperti BPJS, tapi uangnya tidak diserahkan kepada PT Askes, kami yang pegang," kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Senin 25 Februari 2013.

Sesuai Undang-undang Nomor 24 Tahun 2012 tentang BPJS, nantinya seluruh rakyat Indonesia akan mempunyai asuransi dengan PT Askes sebagai pengelola. BPJS rencanannya mulai diterapkan di Indonesia pada 2014 mendatang.

Ahok menuturkan, dalam uji coba ini, pada teknisnya warga miskin akan mendapat uang kesehatan dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp23 ribu per orang. Sementara, dalam program ini Kementerian Keuangan hanya menyalurkan Rp15.500 untuk setiap penduduk miskin.

"Nah kami ingin uji cobanya di Jakarta, apa betul Rp23.000 cukup atau tidak. Sedangkan Menkeu malah cuma kasih PT Askes Rp15.500 sekarang per bulan per orang. Kami kan menghitungnya Rp23.000. Seolah-olah PT Askes kelola uang itu, cukup atau tidak. Nanti kita evaluasi," ujar Ahok

Ahok berharap program tersebut bisa berhasil dan bisa membatu warga miskin dalam masalah kesehatan. Dia juga berharap rumah sakit mau menjadi partner dalam program BPJS. Mantan bupati Belitung Timur itu menegaskan proyek itu baru sekadar uji coba. Kata dia, jika di Jakarta berhasil, maka akan diikuti oleh provinsi lainnya

"Kami mau uji coba. Dengan angka seperti itu semua rumah sakit mau ikut apa tidak. Makanya ini semua kami mau uji coba. Jakarta kalau bisa lolos, semua pasti bisa. Karena alat-alat kesehatannya paling canggih. Intinya kita ingin mencoba." ujarnya.

Menurut Ahok, penerapan sistem BPJS termasuk sulit dan banyak tentangan. Dia membandingkan dengan program yang dijalankan oleh pemerintah Amerika Serikat. "Amerika saja sampai sekarang masih berdebat. Presiden Obama memperjuangkan bahwa 30 persen orang miskin itu harus dapat jaminan kesehatan. Itu kan ditantang habis sama kapitalis murni," kata Ahok.

Ahok menuturkan memperjuangkan kesehatan orang miskin bukan berarti bahwa negara itu harus sosialis. Memperjuangkan kesehatan rakyat miskin merupakan bentuk pembuktian bahwa negara Indonesia itu negara Pancasilais.

"Kami juga bukan sosialis kan. Orang pintar atau bodoh sama. Kita pancasilais, Obama itu lebih pancasilais daripada kita. Mungkin dia pengaruh di Menteng. Itu luar biasa loh. Mungkin dia pengaruh dari kita kan," ujarnya.

4 Faktor yang Untungkan Aher-Deddy Mizwar di Pilgub Jabar

Kemenangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar di Pilgub Jabar bukan semata-mata karena kekuatan mesin partai PKS. Namun ada sejumlah faktor yang membuat Aher-Deddy menang di quick count Pilgub Jabar.

"Jadi ini bukan semata-mata mesin partai. Ada empat faktor yang menyumbang keberhasilan pasangan Aher-Deddy di Jabar," kata pengamat politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, kepada detikcom, Senin (25/2/2013).

Gun-gun menuturkan, jumlah kandidat yang banyak memecah suara di Jabar. Apalagi partai-partai besar pecah dan mengajukan kandidat pasangan cagubnya sendiri.

"Ada 5 pasangan dan partai besar punya kandidat sendiri-sendiri. Ini memecah basis-basis pemilih. Ada PDIP sendiri, Golkar sendiri. Ini kan menguntungkan incumbent," kata Gun.

Masuknya 'Jenderal Naga Bonar' sebagai cagub pasangan Aher juga menjadi faktor penentu kemenangan cagub usungan PKS. Karena popularitas Deddy Mizwar di Jabar tak diragukan lagi.

"Yang kedua proses masuknya Deddy Mizwar memang memberikan insentif elektoral kepada Aher. Jadi ini bukan basis PKS tapi masyarakat akar rumput yang sudah sangat familiar dengan Deddy Mizwar," ungkapnya.

Faktor ketiga adalah kisruh internal PD. Penetapan tersangka Ketua Umum PD Anas Urbaningrum jelas menyumbang nilai buruk bagi pasangan cagub Jabar Dede Yusuf-Lex Laksamana yang diusung PD.

"Saya lihat ada situasi dinamis kompetitor utama. Waktu itu H-2 sebelum Pilgub Jabar Anas ditetapkan sebagai tersangka dan pengunduran diri Anas menjadi persepsi buruk terhadap kompetitor utama Dede Yusuf," katanya.

"Kita bisa lihat turunnya suara Dede Yusuf dan naiknya suara Rieke," lanjutnya.

Faktor terakhir barulah konsolidasi partai. PKS cepat-cepat melepaskan Luthfi Hasan yang tersangkut kasus impor daging dari jabatan tertinggi di PKS. "Menurut saya PKS cepat melakukan konsolidasi, tidak berlarut-larut seperti Partai Demokrat. PKS cepat mengganti presiden melalui Dewan Syuro," katanya.

Golput "Kalahkan" Aher-Deddy Mizwar

Pasangan Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar unggul dalam penghitungan cepat (quick qount) sejumlah lembaga survei  alam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) yang digelar Minggu (2/4). Namun, persentase warga Jawa Barat yang tidak menggunakan hak pilihnya diperkirakan lebih tinggi dari persentase suara yang diperoleh Aher dan Deddy Mizwar.

"Angka partisipasi pemilih yang menggunakan haknya sebesar 62,24 persen. Sementara suara calon pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya sebesar 35,7 persen," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, di Jakarta, Minggu (24/2).

Indo Barometer melakukan survei terkait tingkat kehadiran warga Jawa Barat ke tempat pemungutan suara (TPS). Menurut Qodari, tingkat partisipasi pemilih di Pilgub Jawa Barat ternyata masih sangat rendah. Persentase suara sah hanya 62,37 persen, suara tak sah 1,87 persen, dan suara warga yang tak datang ke tempat pemungutan suara (TPS) sekitar 35,76 persen. "Tingkat partisipasi pemilih ini cukup memprihatinkan," katanya.

Jumlah suara pemilih golput (golongan putih) atau pemilih yang tidak menggunakan haknya itu lebih besar ketimbang perolehan suara Aher dan Deddy Mizwar yang diprediksi sejumlah lembaga survei meraih rata-rata 33 persen.

Lembaga Survei Indonesia (LSI), misalnya, menyebutkan Aher/Deddy memperoleh 33,19 persen, disusul duet yang diusung PDI Perjuangan Rieke-Teten 27,50 persen, Dede-Lex 25,43 persen, Yance-Tatang 11,89 persen, dan Dikdik-Cecep 1,99 persen.

Sementara Lingkaran Survei Indonesia (LS) menempatkan Aher-Deddy di posisi pertama dengan suara 33,14 persen dibuntuti Rieke-Teten 27,92 persen. Berikutnya pasangan dari Partai Demokrat Dede-Lex 25,23 persen, duet dari Golkar Yance-Tatang 11,81 persen, dan pasangan independen Dikdik-Cecep 1,89 persen.

Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menempatkan Aher-Deddy di posisi teratas dengan peroleh 32,71 persen suara. Rieke-Teten 28,51 persen, Dede-Lex 24,87 persen, Yance-Tatang 12,54 suara dan Dikdik-Cecep 1,86 persen suara. Hasil survei Indo Barometer menunjukkan, Aher-Deddy 32,38 persen, Rieke-Teten 27,18 persen, Dede-Lex 26,09 persen, Yance-Tatang 12,32 persen, dan Dikdik-Cecep 2,03 persen.

Melihat persentase itu, Aher-Deddy berpeluang menang dalam satu kali putaran. Peraturan KPU Nomor 33 Tahun 2009 Bab VII Pasal 47 ayat 2 menyebutkan, calon kepala daerah dan wakil yang memperoleh suara 30 persen plus satu dari suara sah ditetapkan sebagai calon terpilih.

Namun Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat ketika ditemui Suara Karya, Minggu (24/2), di kantornya, Jalan Garut 11 Kota Bandung, mengingatkan bahwa hasil penghitungan cepat bukan cerminan hasil Pilgub Jabar.

Menurutnya, quick count sejumlah lembaga survei adalah data pembanding dalam rangka mengawal suara pemilih. "Jadi tidak boleh menyimpulkan calon terpilih berdasarkan data pembanding," katanya.

Yayat menegaskan kembali sistem Pilgub Jabar bahwa calon gubernur dan wakil gubernur terpilih harus mendapatkan 30 persen plus satu suara. Jika salah satu pasangan calon sudah mendapatkan 30 persen plus satu suara, sudah dipastikan memenangkan pemilihan.

"Tapi, kalau kurang dari 30 persen plus satu, harus ada putaran kedua. Yang menjadi pesertanya adalah peraih suara terbanyak pertama dan kedua," kata Yayat menjelaskan. "Jadi tunggu saja rekapitulasi akhir tanggal 3 Maret yang insya Allah sekaligus penetapan dan kemudian dilantik tanggal 13 Juni 2013," katanya.

Menanggapi hasil quick count itu, Aher menyatakan kemenangan pasangan calon gubernur mana pun pada pesta demokrasi yang digelar Minggu (24/2) merupakan kemenangan seluruh rakyat Jawa Barat.

"Seyogianya kemenangan disyukuri, tim sukses, simpatisan dan pendukung untuk menghindari kemenangan secara berlebihan karena kemenangan kandidat gubernur di Pilkada Jabar 2013 merupakan kemenangan seluruh rakyat Jabar," kata Gubernur Jabar petahana itu di Posko Tim Sukses Tim Aher-Demiz di Bandung, Minggu.

Sampai berita ini diturunkan semalam, Dede Yusuf, Yance, dan Dikdik sudah menyampaikan ucapan selamat kepada Aher. Ketiganya mengakui kalah dalam persaingan Pilgub Jawa Barat.

"Atas nama pribadi, keluarga, dan DPD Partai Golkar Jabar, saya ucapkan selamat kepada saudara Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar yang unggul dalam hitung cepat Pilgub Jabar 2013 beberapa lembaga survei," kata Yance di Indramayu, Minggu.

Pada kesempatan itu, mantan Bupati Indramayu dua periode (2000-2010) itu meminta maaf kepada para pendukung dan DPD Partai Golkar Jabar yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk maju pada Pilgub Jabar 2013. "Itulah kemampuan yang bisa kami lakukan untuk Pilgub Jabar 2013," katanya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//