Tampilkan postingan dengan label Jokowi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jokowi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 September 2013

Bela Jokowi, Tokoh PDIP: Amien Rais Sok Nasionalis

Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Hasto Kristyanto akhirnya angkat bicara menanggapi pernyataan Amien Rais, mantan Ketua MPR RI, soal keraguan nasionalisme Joko Widodo dan Megawati Sukarno Putri. Ia menyatakan, Amien-lah yang sok nasionalis.

Ia mengurai kembali saat Amien menjadi Ketua MPR. Waktu itu presidennya Megawati. Kebijakan privatisasi Indosat dan kebijakan BPPN Megawati yang dinilai berlawanan dengan semangat nasionalisme, ujarnya, adalah untuk melaksanakan ketetapan MPR karena presiden sebagai mandataris MPR. "Ketua MPR waktu itu adalah Amien Rais."

"Pak Amien lah yang harus bertanggungjawab terhadap liberalisasi politik yang dilakukan tergesa-gesa melalui amandemen UUD 1945," kata Hasto tadi malam.

Ia menyatakan, kegagalan agenda reformasi justru di tangan Amien. Karena itu, ia tidak sependapat kalau Amien disebut tokoh reformasi. Justru Amienlah yang menyebabkan agenda reformasi gagal. Selanjutnya *

Senin, 09 September 2013

Lagi-Lagi Jokowi, Ungguli SBY dan Megawati

JAKARTA - Pemberitaan wacana pencalonan Joko Widodo (Jokowi) versi penelitian Indonesia Indicator mendominasi ekspose berita Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sepanjang 2013.

"Tercatat pada Januari, Mei, Agustus, dan September pemberitaan Jokowi menyamai. bahkan mengungguli Presiden SBY," kata Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Minggu (8/9).

Peringkat pemberitaan Jokowi memuncak terkait dengan puncak isu pencalonan presiden sebanyak 6.727 berita, SBY (5.608 berita), Aburizal Bakrie (2.995 berita), Prabowo S (2.278 berita), Jusuf Kalla (2.177 berita), Mahfud MD(2.085 berita), Megawati (2.048 berita), Dahlan Iskan (1.980 berita), Gita Wirjawan (1.819 berita) dan Marzuki Alie (1.680 berita). Selanjutnya *

Minggu, 08 September 2013

Rekomendasi DPD: Capres Jokowi, Deklarasi 10 Januari atau Otoritas Mega

Jakarta - Siang nanti, Rakernas III PDIP akan mendengarkan rekomendasi dari rapat komisi yang berlangsung Jumat (7/9) malam kemarin. Selain itu ada juga rekomendasi dari seluruh DPD di Indonesia tentang Pilpres.

Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga mengatakan dari 33 DPD yang ada, nantinya bakal dibacakan oleh delapan perwakilan. Hanya DPD dari kawasan Sumatra dan Jawa saja yang mendapat jatah 2 perwakilan.

Sebagian besar dari daerah, lanjut Eriko, ingin agar PDIP tidak terlalu mepet mengumumkan nama capres.

Siapa capresnya? Eriko mengakui bahwa sebagian besar aspirasi daerah menginginkan sosok  yang dimajukan sebagai capres. Selanjutnya *

Dukungan Pencapresan Jokowi Mengalir dari Amerika

Jakarta - Komunitas Rakyat Indonesia untuk Jokowi mendesak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menjadi calon presiden. Menurut Ketua Komunitas, Jerry F. Monintja, desakan ini tak hanya dari masyarakat Indonesia tetapi juga dari luar negeri.

"Dukungan juga dari perwakilan kami, WNI di California, Colorado, Texas USA, Kanada, London, Belanda, Afrika Selatan, Hong Kong dan Kuala Lumpur," kata Jerry ketika ditemui saat aksi di depan Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan, Jumat, 6 September 2013. Dia berjanji siap memenangkan bila Jokowi jadi calon presiden dari PDI Perjuangan. Selanjutnya *

Jumat, 06 September 2013

Megawati Anggap Jokowi Penerus Soekarno

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo,membacakan "Dedication of Life" Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beralasan menyuruh Jokowi karena merupakan generasi penerus Soekarno.

"Kenapa 'Dedication of Life' yang membaca adalah Jokowi karena sebuah makna generasi," kata Megawati sebelum membacakan pandangan politik dalam Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan, Jumat, 6 September 2013. Pernyataan Mega ini langsung disambut tempik sorak dan tepuk tangan dari seluruh peserta Rakernas. "Pak Jokowi mendapatkan getaran itu."

Namun Megawati melarang untuk tepuk tangan lebih meriah. Alasannya, penerus Soekarno tidak hanya Joko Widodo, tetapi juga seluruh kader PDI Perjuangan, terutama yang menjadi gubernur karena memimpin suatu daerah. Para gubernur dari PDI Perjuangan, kata Mega, secara alami harus meneladani Soekarno. Selanjutnya *

Senin, 02 September 2013

Jusuf Kalla: Jokowi Harus Nyapres

Padang--Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menilai, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki peluang untuk menjadi Presiden. Apalagi jika mampu menjaga image yang bagus seperti sekarang ini.

Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar ini, seandainya Jokowi berhasil membangun Jakarta dalam satu tahun mendatang, misalnya mengurangi kemacetan, banjir, kekumuhan dan membangun pasar baik, pasti image-nya tetap bagus. "Jika begitu, ia harus mencapres," ujar JK di Padang 1 September 2013.

Terkait dengan adanya wacana untuk memasangan JK dengan Jokowi, Ketua PMI ini mengaku belum memikirkannya. "Pada waktunya lah nanti," ujarnya. Selanjutnya *

Survei: Kalau Pemilu Hari Ini, Jokowi Presiden

JAKARTA - Untuk kesekian kalinya nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memiliki elektabilitas paling tinggi diantara nama Calon Presiden (Capres) lainnya. Berdasarkan survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP), Jokowi unggul dengan 19,6 persen, tertinggi dari nama-nama seperti Wiranto, Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla.

"Pada saat survei, kami menanyakan jika pemilihan presiden dilaksanakan hari ini siapa yang responden pilih. Jokowi pun mendapat suara tertinggi dan berpeluang menjadi presiden," kata Usman Rachman, CEO LKP di Jakarta, Senin (2/9/2013) Selanjutnya *

PDIP Akan 'Jual' Nama Jokowi di Pilpres

Sejak terpilih jadi gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sering dipakai jadi juru kampanye kader PDIP yang maju pilkada. Sosok Jokowi dinilai memiliki nilai jual tinggi, untuk menarik simpati pemilih.

Dari situ, Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanudin mengatakan desakan capres dari masyarakat untuk Jokowi, akan dipertimbangkan partai.

"Tidak bisa dihindari, Jokowi menjadi voting getter. Mungkin jadi pertimbangan di pilpres. Pertimbangannya seperti apa, kita lihat saja nanti," kata TB Hasanudin yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR ini di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Senin (2/9). Selanjutnya *

Minggu, 01 September 2013

PDIP Sumbar Pertimbangkan Jokowi Jadi Capres

Jakarta -PDI Perjuangan Sumatera Barat akan mempertimbangkan Gubernur Joko Widodo sebagai calon presiden. Ketua DPD PDIP Sumatera Barat Alek Indra Lukman mengatakan sambutan luar biasa masyarakat Sumatera Barat terhadap Jokowi akan menjadi landasan mengajukan Jokowi dalam laga Pemilihan Presiden 2014.

"Lihat sendiri kan fenomenanya, semua orang suka Jokowi, mulai anak-anak hingga orang tua tidak ada yang tak kenal Jokowi," kata Alek. "walaupun nantinya semua ada ditangan ibu Megawati."

Jokowi disambut meriah di dua kampus di Padang saat memberi kuliah umum di Universitas Bung Hatta dan Universitas Andalalas, Padang, Sumatra Barat, Sabtu 31 Agustus 2013. Selanjutnya *

Dukungan Jokowi Jadi Presiden Muncul di Solo

Surakarta - Pelaksanaan rapat kerja nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada 6-9 September 2013 di Jakarta diyakini akan memunculkan kejutan. Salah satunya tentang wacana calon presiden dari partai berlambang banteng moncong putih itu.

Bertempat di area Hari Bebas Kendaraan di Jalan Slamet Riyadi, Minggu, 1 September 2013, masyarakat Solo menyampaikan dukungan agar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, maju sebagai calon presiden.

Sebuah papan berukuran 1x0,5 meter bergambar foto Jokowi yang memakai pakaian beskap dengan senyum khas terpajang di tengah jalan. Di depannya terdapat puluhan kertas putih seukuran buku tulis yang dilekatkan di aspal dengan perekat.

Di kertas tersebut, masyarakat menuliskan harapannya agar mantan Wali Kota Solo tersebut maju menjadi calon presiden. "Mau maju dari PDI Perjuangan atau maju sendiri, tidak masalah. Yang penting jadi presiden," kata Susan, salah seorang warga. Dia mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan. Dia berharap Jokowi benar-benar menjadi presiden di 2014. Selanjutnya *

Sabtu, 31 Agustus 2013

PDIP Tidak Akan Lawan Keinginan Rakyat Terkait Jokowi

JAKARTA - Popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai salah satu kandidat Calon Presiden dalam Pilpres 2014 mendatang terus meningkat. Terkait hal tersebut Pakar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk memperkirakan PDI Perjuangan tidak akan melawan keinginan masyarakat dalam konteks calon presiden yang akan diusung partai berlambang banteng tersebut.

"Kayaknya tidak mungkin PDIP melawan kehendak publik. Kecil kemungkinannya," ujar Hamdi di Jakarta, Jumat (30/8/2013).

Menurut Hamdi, jika PDIP sampai mengambil kebijakan yang bertentangan dengan keinginan masyarakat akan terjadi politik alienation yang justru berpotensi menimbulkan kemarahan warga dan justru merugikan PDIP. Selanjutnya *

Jumat, 30 Agustus 2013

Dulu Digusur Jadi Mal, Era Jokowi Jadi Ruang Terbuka

JAKARTA — Penggusuran permukiman warga di Jakarta bukan cuma terjadi di era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Namun, penggusuran di era sebelum Jokowi dan kini ada bedanya.

"Setidaknya saat ini sudah ada pergeseran. Bila pada sebelumnya setiap penggusuran berubah menjadi mal, saat ini lebih difungsikan sebagai area terbuka," kata Ketua Jurusan Perencanaan Kota dan Real Estat Universitas Tarumanagara, Suryono Herlambang, kepada Kompas.com, Jumat (30/8/2013).

Menurutnya, penolakan selalu muncul dari setiap penertiban. Biasanya yang sering menjadi permasalahannya adalah tempat tinggal dan pekerjaan. Sering kali warga menolak direlokasi karena alasan jauh dari tempatnya bekerja selama ini. Selanjutnya *

Kamis, 29 Agustus 2013

Naiknya Popularitas Jokowi Bukti Perubahan Paradigma Pemilih Indonesia

JAKARTA - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam survei Kompas yang mencapai angka 32,5 persen, menunjukkan kecenderungan perilaku pemilih yang meninggalkan sikap konservatisme politik

"Angka ini meningkat dua kali lipat dari survei di 2012, dan ini dipertegas dengan survei serupa oleh Forum Akademisi IT," ujar Direktur Seven Strategic Studies Mulyana W Kusumah. Mulyana, dalam diskusi 'Membaca Kehendak Rakyat di Kawasan SCBD Jakarta', Selasa (27/8/2013).

Naiknya elektabilitas Jokowi, menurut Mulyana, mengubah paradigma ketokohan berdasarkan pencitraan semu penuh rekayasa, yang kebijakannya justru tidak pro rakyat. Selanjutnya *

Rabu, 28 Agustus 2013

Jokowi Potensial Dibunuh

JAKARTA - Makin melesatnya elektabilitas Jokowi sebagai Capres 2014 paling dirindukan masyarakat, meletupkan serangan Partai Demokrat (PD) yang gagal menggaet melalui konvensi Capres. Jokowi bahkan rentan dibunuh lawan-lawan politiknya yang haus kekuasaan, menjelang Pemilu.

Peringatan potensi maut dikemukakan Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang. Ia menyarankan kader PDIP yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta itu, tepat memilih strategi menyikapi hasil-hasil survei yang semuanya menempatkan elektabilitas dirinya di puncak.

"Apabila salah, keselamatan nyawanya bisa sangat terancam," tegas Sebastian Salang di Jakarta, Selasa (27/8). Sebastian yang juga dikenal sebagai pengamat Tata Hukum Negara ini menjelaskan, pembunuhan terhadap Jokowi sangat dimungkinkan. Selanjutnya *

Jusuf Kalla Diingatkan Pernah Dicampakkan SBY

Pertama, JK pasti akan dikeluarkan dari habitat Partai Golkar - senasib dengan Endriartono Sutarto yang dipecat dari Nasdem gara-gara ikut konvensi. Positioning JK, lanjut Ari, akan turun di mata partai-partai lain selain Demokrat. JK akan dianggap petualang politik yang "sibuk" mencari perahu-perahu lain demi menggapai tiket menjadi capres.

"Posisi ARB sebagai capres unggulan dari Golkar memang kuat. Tapi ingat, beberapa daerah sudah mengajukan evaluasi pencalonan ARB. Artinya, peluang JK tidak kecil di Golkar. Saatnya JK untuk tetap menjadi endoser ke anak-anak muda yang potensial menjadi presiden. Beri kesempatan kepada memimpin bangsa ini. Lebih baik JK tetap istikomah membantu Jokowi hingga Presiden," pungkas Ari, peraih doktor berkat penelitiannya tentang pelarian politik 1965 di mancanegara ini. Selengkapnya *

Wajah Baru Waduk Pluit 10 Agustus 2013 [Jokowi]

Jokowi Hadiri Konser Metallica

Ini Modal Jokowi buat 'Nyapres'

Jakarta - Sejumlah pengamat politik menilai Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo punya modal terbesar untuk memenangi kursi RI 1. Mereka menilai Jokowi punya keunggulan yang tak dimiliki calon presiden lain. "Dia tidak hanya didukung PDI Perjuangan, tapi juga lintas partai. Dia juga didukung mereka yang berada di luar Jawa," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, Selasa, 27 Agustus 2013.

Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Kuskrido Ambardi, menganggap Jokowi paling disukai oleh publik. Dodi menilai masyarakat suka dengan kepolosan Jokowi, termasuk tak mengutamakan protokoler dan tak antipati terhadap kelompok masyarakat tertentu. "Itu modal yang melekat di Jokowi untuk maju jadi capres," katanya Selanjutnya *

Jika Jadi Capres, Jokowi Dinilai Tak Terbendung

Jakarta - Direktur Riset Charta Politica Indonesia, Yunarto Wijaya, mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi memiliki kans terbesar memenangi kursi RI 1 pada pemilihan presiden 2014.

"Trennya paling baik saat ini. Kalau tidak ada perubahan cukup besar, Jokowi tidak terbendung," kata Yunarto Wijaya, Senin, 26 Agustus 2013. Meski begitu, Yunarto membenarkan keputusan pencalonan itu sangat bergantung pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Puan Maharani menjelaskan, hingga kini, PDI Perjuangan belum menentukan calon presiden yang akan diusung oleh partai berlambang banteng itu. Yang akan menentukan tokohnya, menurut Puan, adalah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Selanjutnya *

Jumat, 23 Agustus 2013

Puan: Kalau Ibu Mega Memutuskan, Pak Jokowi Majunya Lewat PDIP

Semarang, - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) adalah kader PDIP yang loyal. Tentu jika nyapres, Jokowi pun lewat PDIP.

"Jokowi kader PDIP, kalau ibu ketua umum memutuskan, ya pak Jokowi majunya lewat PDIP," kata Ketua DPP PDIP bidang Politik, Puan Maharani, dalam halal bihalal usai pelantikan Ganjar-Heru sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng di kantor DPD PDIP Jateng, Panti Marhen, Semarang, Jumat (23/8/2013).

Meski demikian Puan mengakui belum bisa dipastikan apakah Jokowi benar akan maju Pilpres 2014 atau tidak. Semua tergantung dari perintah ketua umum.

"Kembali lagi, tunggu siapa yang ditunjuk oleh Ibu Megawati untuk maju Pilpres. Sekarang kami maju konsolidasi agar Pileg menang," tandasnya.

Puan menambahkan, dengan kemenangan Ganjar-Heru dalam Pilgub Jateng, setidaknya sudah mewakili suara PDIP secara nasional.

"Jawa Tengah mempunyai suara yang cukup signifikan untuk PDIP," tegas Puan. Sumber *
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//